Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang fotografer menangkap serial gambar menakjubkan tentang seni berburu dengan elang yang berusia 4000 tahun.
Sang fotografer bernama Tariq Zaidi. Dia melakukan perjalanan ke Pegunungan Altai yang amat terpencil, terbentang luas dari Siberia ke Gurun Gobi di Mongolia. Saat ini, hanya ada sekitar 70 pemburu elang, yang merupakan orang-orang Kyrgyzstan dan Kazakhstan, yang masih tersisa di dunia.
Tradisi kuno berburu elang dapat ditelusuri kembali ke empat ribu tahun silam di Asia Tengah. Namun, sekarang, budaya ini mulai kehabisan napasnya. Sebagian besar elang berburu rubah dan hewan kecil lainnya, kendati mereka sebetulnya juga mampu memangsa serigala muda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tariq meninggalkan pekerjaannya di sebuah perusahaan pada 2014. Dia memutuskan untuk melakukan perjalanan keliling dunia, dan memotret kebudayaan-kebudayaan terpencil. Dia mengatakan, “Tidak percaya dan takjub adalah dua kata yang saya gunakan untuk menggambarkan pemburu elang di Kazakhstan."
“Untuk orang-orang Kazakh yang tinggal di Barat Mongolia, berburu dengan elang adalah sebuah seni yang membanggakan, dan salah satu ekspresi warisan budaya tertinggi.” Berburu dengan elang adalah salah satu koneksi paling menarik dan primitif antara manusia dengan hewan.
“Untuk segelintir pemburu yang tersisa ini, itu bukan hanya sebuah tradisi penting atau olahraga yang luar biasa, tapi itu adalah alasan mereka untuk hidup.” Pelatihan elang dimulai saat burung pemangsa itu masih berumur sangat muda, berlanjut terus setiap hari selama tiga sampai empat tahun.
Setiap elang hanya memiliki satu pawang, tak lain adalah tuan mereka, meski sang tuan tidak bisa sepenuhnya mengontrol burung tersebut. Mereka hanya mampu memelihara ikatan antara manusia dan hewan, mengajarkan bagaimana cara berburu yang lebih efisien.
Perburuan dengan elang semakin menurun jumlahnya di zaman modern ini. Namun, orang-orang Kazakhstan yang tinggal di Barat Mongolia telah mengekalkan tradisi ini, karena lokasi mereka yang terisolasi.
Para pemburu sebetulnya bisa berburu dengan senapan jika mereka ingin, tapi mereka memilih elang sebagai gantinya. Pilihan mereka adalah bentuk dedikasi tertinggi atas seni berburu ini. Seluruh hidup mereka berputar pada perburuan dengan elang.
Berkuda melawan embusan angin kencang dalam kondisi alam yang keras, mereka harus memastikan elang bisa menangkap mangsa.
Pada 2010, sebuah area di Barat Mongolia, di mana berburu dengan elang masih lazim ditemukan, terdaftar sebagai situs warisan budaya UNESCO agar dapat melindungi para pemburu elang ini. Menurut Tariq, dengan harapan hidup elang yang dapat mencapai 40 tahun, pada dasarnya elang telah menjadi anggota keluarga mereka.
Dikatakan, jika seorang pemburu elang meninggal dunia, Anda akan menemukan dia berburu di pegunungan, bukan di pemakaman, karena tak ada yang dapat menahan pemburu elang tetap berada di rumah.
“Mereka hidup bersama, dan menurut tradisi para pemburu, setelah keduanya meninggalkan dunia, elang dan tuannya akan berjumpa kembali di nirwana,” kata Tariq.
(win/mer)