Larangan Anak Bicara dengan Orang Asing Ternyata Salah Kaprah

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Jumat, 04 Sep 2015 10:38 WIB
Orang tua sering melarang anaknya berbicara dengan orang asing supaya tidak mudah diculik. Tapi, ternyata cara ini bukanlah cara yang benar.
Ilustrasi (Thinkstock/Roylee_photosunday)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jurus andalan yang biasanya dilakukan orang tua untuk menghindari anak dari penculikan adalah dengan memberlakukan larangan kepada sang anak. Yang paling sering, anak dilarang berbicara dengan orang asing supaya tidak mudah diculik.

Tapi, ternyata cara ini bukanlah cara yang benar. Justru cara ini bisa menimbulkan masalah lainnya pada sang anak.

Psikolog anak dan keluarga Anna Surti mengimbau para orang tua agar tidak menerapkan cara ini. Jika tidak boleh berbicara dengan siapapun, anak justru tidak bisa meminta tolong pada orang lain di sekitarnya yang tidak ia kenal jika terjadi sesuatu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau anak diajarkan begitu, dia tidak mau bicara kepada siapapun. Lebih baik kita ajari saja kepada siapa ia harus bicara, dan kapan anak boleh bicara," kata Anna saat ditemui usai kelas parenting di Jakarta Selatan.

Menurut Anna, melarang anak untuk tidak berkomunikasi dengan orang asing juga sulit diterapkan, apalagi pada anak balita. Apa yang disebut orang tak dikenal pun sulit dipahami oleh balita.

"Itu konsep abstrak. Kasih tahu saja orangnya yang mana," ujar Anna. Lebih baik, orang tua memperkenalkan beberapa sosok yang bisa dimintai bantuan ketika sang anak sedang dalam kesulitan.

Anna mengatakan ada beberapa orang yang bisa diperkenalkan orang tua kepada anak sebagai bala bantuan di kala mereka dalam kesulitan. Misalnya seperti guru, ibu-ibu yang membawa anak, atau orang yang berseragam seperti petugas keamanan.

"Sebuah penelitian menunjukkan, anak balita cenderung lebih mudah mengenali ibu-ibu yang membawa anak dibandingkan orang yang berseragam," kata Anna.

Tidak hanya memberi informasi secara lisan, orang tua harus bisa menunjukkan dan melatih anak-anak mengenali orang-orang tersebut.

Cara melatihnya pun bisa dengan cara yang menyenangkan. Misalnya, sambil bermain menemukan orang-orang itu ketika berada di keramaian. Misalnya permainan menemukan petugas keamanan.

Jika anaknya berumur di atas 4 tahun, pemahaman anak terhadap orang berseragam bisa lebih mudah lagi. Namun, tetap saja harus ditunjukkan.

Selain ketiga sosok itu, orang tua juga bisa mengenalkan orang-orang lainnya yang dianggap bisa membantu, seperti life guard jika berada di pantai atau kolam renang, maupun nenek-nenek atau kakek-kakek.

"Orang lanjut usia sering kali mempunyai kepedulian yang lebih," kata Anna. Dengan mengajarkan anak mengenali orang-orang yang bisa menolongnya kala ia berada dalam tekanan, ini bisa mengasah keterampilan anak ketika sedang dalam bahaya.

"Orang tua juga harus ajak diskusi, 'kira-kira kalau kamu kehilangan mama, orang yang mana yang akan dimintai tolong?' Kalau anak sudah bisa menunjuk orangnya, tanyakan kenapa memilih orang tersebut. Hal itu yang harus didiskusikan dengan anak," ujar Anna.

Menurut dia, cara ini bisa menstimulasi anak untuk memutuskan apa yang akan ia lakukan ketika dalam kesulitan dan tekanan. Memang bukan hal yang mudah, tapi harus dikembangkan.


(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER