Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi perempuan, nyeri mungkin merupakan gejala yang sering dialami. Setiap bulan ketika memasuki periode menstruasi, nyeri kerap kali melanda.
Tapi, tingkat nyeri yang dirasakan setiap perempuan berbeda-beda. Ada yang nyerinya ringan, ada juga yang berat.
Untuk mengatasi nyeri ini, dokter spesialis anestesi dari Rumah Sakit Premier Bintaro Dwi Pantja mengatakan konsumsi obat pada nyeri haid diperbolehkan. Namun, sebelumnya harus memerhatikan penyebab nyeri terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harusnya kalau nyeri haidnya normal tidak membutuhkan obat. Tapi kalau sudah sampai tidak bisa melakukan aktivitas harus diperiksakan," ujar Pantja, saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (8/9).
Nyeri haid yang harus diwaspadai dan mungkin tidak akan selesai diatasi dengan obat ketika nyeri yang dirasakan berbeda. Jika tiap periode menstruasi tingkat nyeri berbeda, sebaiknya Anda memeriksakannya ke dokter terlebih dahulu.
"Bisa jadi ada masalah lain, seperti endometriosis. Itu yang mesti dicari tahu apa yang menyebabkan nyeri," kata Pantja.
Sebab, jika ternyata ada penyakit tertentu, penggunaan obat pereda nyeri harus dibatasi. Seperti misalnya penggunaan parasetamol untuk pereda nyeri haid diperbolehkan asal tak ada penyakit lainnya.
"Kalau tidak ada, konsumsi obat silakan saja," ujarnya.
Sementara itu, jika nyeri haid tidak terlalu mengganggu dan tingkat nyerinya stabil, mungkin nyeri yang Anda rasakan masih normal. Dan rasa nyeri itu bisa diatasi dengan mudah. Terapi sugesti pun bisa menyelesaikannya.
"Kalau sudah tahu penyebab sakitnya, biasanya menjadi lebih ringan. Tapi kalau belum tahu penyebab sakitnya biasanya jadi panik dan akan terasa sakit," kata Pantja.
(mer)