Sulit Tidur Dikaitkan dengan Risiko Penyakit Jantung

Windratie | CNN Indonesia
Senin, 14 Sep 2015 22:23 WIB
Kira-kira sepertiga atau seperempat dari populasi umum menderita kurang tidur, baik itu durasi tidur yang tidak cukup maupun kualitas tidur yang buruk.
Ilustrasi perempuan tidur. (Thinkstock/Choreograph)
Jakarta, CNN Indonesia -- Orang dewasa dengan waktu tidur kurang atau bahkan terlalu banyak mungkin memiliki gejala awal pengerasan arteri. Ini dapat menjadi tanda awal dari penyakit jantung, berdasarkan sebuah studi baru.

“Banyak orang, kira-kira sampai sepertiga atau seperempat dari populasi umum, menderita kurang tidur, baik itu durasi tidur yang tidak cukup maupun kualitas tidur yang buruk,” kata penulis penelitian Chan-Won Kim dari Rumah Sakit Kangbuk Samsung, Universitas Sungkyunkwan di Seoul, Korea Selatan.

Beberapa penelitian mengaitkan kurang tidur dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke, tapi kondisi lain seperti depresi atau obesitas juga dapat memengaruhi hubungan tersebut, kata Kim seperti dilansir dari laman Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sebaliknya, kami mempelajari apakah tidur dengan durasi atau kualitas yang tidak memadai dikaitkan dengan penanda awal penyakit jantung pada orang dewasa sehat asimtomatik (tanpa gejala nyata dari suatu penyakit) bebas penyakit jantung,” kata Kim.

Dalam studi ini, lebih dari 47 ribu laki-laki dan perempuan, dengan rata-rata usia adalah 42 tahun, menyelesaikan kuesioner tentang tidur. Mereka juga menjalankan tes untuk mendeteksi lesi kalsium dan plak di arteri yang mengarah ke penyakit jantung, tanda awal penyakit tersebut, dan kekakuan arteri di kaki yang merupakan tanda penuaan pembuluh darah.

Berdasarkan kuesioner tersebut, durasi tidur rata-rata peserta adalah 6,4 jam per malam, dan sekitar 84 persen peserta mengatakan bahwa kualitas tidur mereka 'baik'.

Para peneliti mempertimbangkan peserta yang tidur selama lima jam atau kurang per malam sebagai 'short sleeper' (orang-orang yang tidur dalam waktu pendek), dan mereka yang tidur selama sembilan jam atau lebih sebagai 'long sleepers' (orang-orang yang tidur dalam waktu panjang).

Short sleepers memiliki kalsium yang 50 persen lebih banyak di arteri koroner mereka daripada mereka yang tidur selama tujuh jam per malam, berdasarkan hasil dari jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology.

Sementara, long sleepers memiliki kalsium 70 persen lebih sedikit daripada mereka yang tidur kurang dari tujuh jam.

“Nilai kalsium hasil pemindaian komputerisasi tomografi adalah ukuran yang sangat baik untuk (melihat) penumpukan kalsium di pembuluh darah koroner yang mencerminkan aterosklerosis koroner,” kata Kim. “Semakin tinggi skor kalsium koroner, maka semakin besar risiko terkena serangan jantung di masa depan.”

Peserta yang melaporkan kualitas tidur buruk juga cenderung memiliki kalsium koroner yang lebih dan lebih banyak kekakuan arteri.

Dalam penelitian pada 2013 lalu, orang-orang yang cenderung mendapatkan tidur kurang dari enam jam setiap malam lebih mungkin memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes dan obesitas.


(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER