Rhodiola Rosea, Herbal dengan Banyak Fungsi

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Senin, 14 Sep 2015 06:16 WIB
Tumbuhan Rhodiola rosea telah lama dikenal sebagai tanaman untuk mencegah infeksi. Hal tersebut kini dikonfirmasi lewat penelitian ilmiah.
Rhodiola Rosea (Dok. Wikimedia/CC BY 2.5/Selso)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rhodiola rosea dikenal juga dengan nama akar emas. Secara tradisonal dikenal sebagai tumbuhan yang cukup ampuh untuk memerangi infeksi virus, meredakan depresi, menurunkan berat badan,  meningkatkan energi, bahkan meningkatkan fungsi seksual juga.

Namun kini tumbuhan tersebut telah  diteliti sejumlah peneliti. Dalam penelitian yang dirilis pada tanggal 31 Juli dalam  Frontiers of Nutrition, disebutkan bahwa pelari maraton yang mengkonsumsi 600 miligram Rhodiola rosea sebulan sebelum melakukan kompetisi, akan kebal dari infeksi virus selama 12 jam setelah lari maraton.

Para pelari sangat rentan terhadap infeksi virus, seperti tersumbatnya saluran pernapasan atas setelah melakukan kompetisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada dasarnya bakteri dan virus dapat berkembang biak pada tingkat yang lebih tinggi dari biasanya akibat  faktor serum seperti hormon stres dan sitokin inflamasi," kata David Nieman, direktur dari laboratorium Arizona State University (ASU) di Amerika Serikat.

"Ini alasan mengapa pelari enam kali lebih mungkin jatuh sakit setelah lari maraton. Kami menunjukkan dengan Rhodiola rosea, virus itu tidak dapat berkembang," dia menambahkan.

Studi yang dilakukan ASU ini didasarkan pada percobaan sebelumnya yang menunjukkan aktivitas anti-virus dari polifenol yang berasal dari teh hijau dan blueberry.

Para peneliti itu menggunakan uji In Vitro untuk menunjukkan sejauh mana senyawa polifenol dapat melindungi tubuh manusia. Penelitian sebelumnya, memungkinkan tim untuk mengidentifikasi campuran senyawa polifenol hingga blueberry yang juga efektif mencegah berkembang biaknya virus pada tubuh atlit.

Efek anti-virus polifenol ini tidak hanya berguna bagi atlit, namun juga orang-orang pada umumnya. Mengutip studi dari Nieman pada 2012 yang menunjukkan bahwa orang yang makan buah-buahan sebanyak tiga kali atau lebih, dapat menurunkan risiko penyakit pada saluran atas pernapasan.

“Kami sedang memproduksi beberapa studi pada manusia yang menunjukkan polifenol tumbuhan, zat kimia natural yang muncul dari buah dan sayur yang memberikan warna seperti ungu, merah dan kuning, bekerja dengan sistem kekebalan tubuh untuk menghilangkan virus dan menjaga kemampuan mereka untuk berkembang biak di bawah kontrol," jelas Nieman.

(utw/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER