Jakarta, CNN Indonesia -- Georges de Paris, seorang penjahit Perancis yang terkenal karena menjadi langganan beberapa presiden ternama Amerika Serikat, meninggal dunia pada Minggu (13/9). de Paris mengembuskan napas terakhir di usia 81 tahun.
Salah seorang temannya, Dimasito Pereira, mengatakan bahwa de Paris meninggal di sebuah tempat peristirahatan di Arlington, Virginia, Amerika Serikat, setelah lama menderita tumor.
Alain Trampoglieri, teman de Paris lainnya, mengatakan bahwa ia telah didiagnosis tumor otak dua tahun silam. Namun, ia tetap bekerja di tokonya di Washington sampai dua bulan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada masa kejayaannya, de Paris sempat bekerja untuk beberapa presiden AS seperti Ronald Reagan, Lyndon Johnson, sampai Barack Obama.
Ia sendiri berasal dari Marseille, Perancis selatan. Ia memiliki postur tubuh kecil, dengan rambut putih yang panjang. Toko bajunya terletak tidak jauh dari Gedung Putih.
de Paris datang ke Amerika Serikat pada akhir 1950-an, ketika umurnya baru 27 tahun. Ketika itu, ia hanya membawa uang sebanyak US$ 4.000 atau setara dengan Rp 56,9 juta.
Akan tetapi, ketika ia memulai karier sebagai penjahit baju untuk presiden AS, hidupnya di Amerika Serikat menjadi sejahtera. Ia menjadi warga negara Amerika Serikat secara resmi pada tahun 1969.
Kisah cinta de ParisKetika pertama kali sampai di AS, de Paris tinggal bersama pacarnya yang berkewarganegaraan Amerika. Namun, hubungannya tidak bertahan lama setelah de Paris menolak untuk menikah dengan pacarnya itu, yang kemudian membuat pacarnya marah dan mengeluarkannya dari rumah tanpa uang.
de Paris menghabiskan waktu 6 bulan menjadi pengemis di jalanan, dan kerap tidur di parkiran di dekat Gedung Putih.
Namun, nasibnya berubah ketika seorang penjahit Perancis berdarah Kanada memintanya untuk bekerja dengan gaji US$ 70 per minggu. Kemudian, de Paris menyewa sebuah kamar kecil dan menabung sampai akhirnya dapat membeli mesin jahit.
Pada satu waktu, de Paris menghadiri sebuah pertemuan di sebuah restoran yang akan mendekatkan dirinya ke Gedung Putih. Pertemuan itu mempertemukan de Paris dengan seorang anggota parlemen dari Louisiana yang tertarik untuk membeli baju buatannya.
Anggota parlemen tersebut puas dengan hasil jahitan de Paris. Karena itu, ia diperkenalkan dengan Presiden AS ke-36, Lyndon Johnson, dan kariernya sebagai penjahit semakin berkembang.
(mer)