Jakarta, CNN Indonesia -- Dua desainer baru Indonesia, Yosep Sinudarsono dan Ernesto Abram meluncurkan koleksi busana terbarunya. Peragaan beberapa koleksi busananya ini dilakukan dalam rangka perayaan ulang tahun Grand Indonesia Shopping Town yang ke-enam, Sixphoria.
Kedua desainer ini didapuk jadi desainer pembuka Sixphoria. Sayangnya kedua desainer tak hadir dalam ajang tersebut. Yosep memperkenalkan rancangan terbarunya dari koleksi Spring/Summer 2015 Pomona.
Seperti biasa, koleksi Yosep masih bergaya feminin. Ia juga masih merasa 'aman' bermain dengan warna-warna yang didominasi monokrom dan gelap. Ia memadukan warna biru gelap dengan hitam, hitam dan putih, serta putih berdetail, biru polos serta hitam polos. Mungkin seharusnya untuk koleksi Spring/Summer ada baiknya ia mencoba untuk memberikan paduan warna yang sedikit lebih cerah dan ceria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja kali ini dia menyelipkan kesan edgy dalam beberapa busananya. Rok ruffles, jumpsuit peplum, dress asimetris, dress peplum, dress A-line berlipit, dress berstruktur dan dress cut out jadi andalan tampilannya kali ini. Untuk kesan glamor, busananya ditambahkan dengan berbagai detail bermotif floral.
Yosep juga terlihat lebih berani mengolah detail busana dengan tehnik padu padan motif dan warna dengan apik.
Berbeda dengan Yosep, Ernesto Abram menghadirkan koleksi busana yang lebih bergaya muda. Ia mengolah gaun-gaun dengan model mini dress tanpa lengan dengan rok A-line lipit.
Gaya busananya lebih bergaya dekonstruktif, dan berstruktur. Tak hanya sampai di situ, ia juga lebih berani mengolah warna bahan. Ernesto menghadirkan koleksi busana dengan dominasi warna perak metalik.
Rok perak A-line ini dipadukan menjadi dress dengan tambahan atasan tanpa lengan yang berwarna biru solid. Di bagian dadanya masih diberi detail lipit kecil.
Ernesto nampaknya paham bagaimana keinginan perempuan muda masa kini untuk bisa tampil lebih glamor, seksi, unik tapi juga sesuai usianya. Atasan asimetris dengan sudut meruncing di kedua sisinya menjadi salah satu bentuk atasan yang menarik.
Meski tampak depan gayanya terlihat sederhana, namun ada kejutan di bagian belakang busananya. Demikian pula sebaliknya. Ia juga tergolong cermat dan teliti ketika menggunakan bahan kain bergaris horisontal.
Seperti diketahui, penggunaan bahan bergaris cukup tricky. Pasalnya di beberapa bagian mengharuskan adanya 'panel' penyatuan garis. Penyatuan garis yang tak tepat dan pas hanya akan membuat pakaian jadi sempurna. Namun desainer yang juga berpartisipasi dalam Jakarta Fashion and Food Festival ini nyatanya malah membuat panel sambungan garis ini jadi sebuah motif yang memperkaya desain edgy-nya. Dia membolak-balik motif garis dan membuatnya jadi berlawanan arah.
(chs/chs)