Kolesterol pada Daging Kambing Kalah dengan Sapi Australia

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Rabu, 16 Sep 2015 17:51 WIB
Mengonsumsi daging kambing sering dikaitkan dengan kolesterol tinggi dan membuat tekanan darah juga menjadi tinggi. Tapi, hal tersebut ditampik oleh dokter.
Ilustrasi (Pixabay/miriangil)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mengonsumsi daging kambing sering dikaitkan dengan kolesterol tinggi dan membuat tekanan darah juga menjadi tinggi. Tapi, hal tersebut ditampik oleh dokter spesialis penyakit dalam dan jantung Djoko Maryono.

Menurut Djoko, daging kambing tidak memiliki kolesterol yang tinggi. Ia menyebutkan dalam 100 gram daging kambing kandungan kolesterolnya hanya 17 miligram.

"Daging kambing tidak mengandung kolesterol banyak. Masih lebih banyak daging sapi Australia yang 100 gramnya mengandung kolesterol 60 miligram," kata Djoko saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (16/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan kandungan kolesterol pada otak sapi lebih tinggi, mencapai 3 ribu miligram per 100 gram.

Anggapan dari beberapa orang tertentu yang mengatakan mengalami leher kaku karena tekanan darah naik setelah mengonsumsi daging kambing, kata Djoko tidak ada hubungannya. Ia berujar leher kaku biasanya disebabkan oleh kelelahan mata.

"Leher kaku kebanyakan karena kelelahan mata bukan tekanan darah tinggi dan kolesterol," ujar Djoko.

Kolestrol tidak bisa dirasakan tapi harus diperiksa

Lantas apa tanda kolesterol di dalam tubuh naik dan bagaimana merasakannya? Djoko mengatakan kolesterol tinggi tidak bisa dideteksi secara dini. Kolesterol tidak memiliki tanda yang bisa dilihat secara kasat mata atau dirasakan oleh tubuh.

Ia mengatakan, kolesterol tinggi hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan darah saja. "Kolestrol tidak bisa dirasakan tapi harus diperiksa. Sebaiknya setelah usia 25 tahun periksa dua kali dalam satu tahun," kata Djoko.

Namun, ada kondisi tertentu di mana orang harus waspada mengidap kolesterol tinggi. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai riwayat keturunan kolesterol tinggi, stroke atau jantung koroner.

"Yang berisiko tinggi itu yang punya orang tua yang kolesterolnya tinggi, stroke, jantung koroner atau diabetes sebab metabolisme yang sama diturunkan kepada anaknya," ujar Djoko.

Tapi, Djoko menjelaskan tidak berarti semua anak penderita jantung koroner atau stroke dan penyakit kardiovaskular lainnya.

"Kalau punya riwayat itu, segera saja memeriksakan diri," ujar Djoko.



(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER