Jakarta, CNN Indonesia -- Apakah Anda kerap sibuk memeriksa email di telepon pintar saat di rumah? Jika 'ya', bukan jari-jari Anda saja yang akan berisiko, tapi juga anak Anda. Anak-anak menerima obsesi teknologi mereka dari orang tua, dan itu merupakan awal pengaruh pada kesehatan mental dan sekolah mereka.
Spesialis pendidikan kesehatan anak Aric Sigman mengatakan, para orang tua harus bersikap sebagai panutan untuk anak-anak. Salah satu caranya, makan malam tanpa melihat layar ponsel, dan tidak membiarkan perangkat teknologi mereka mengamputasi percakapan keluarga.
Sigman, dokter dari Rumah Sakit Royal Society meyakini bahwa area kehidupan keluarga perlu untuk dilindungi dari gangguan layar hiburan. Dia mengatakan para pemimpin juga wajib mendesak orang tua agar memotong waktu layar berlebihan yang sifatnya rekreasi pada anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka menyarankan sebaiknya waktu layar tidak lebih dari dua jam sehari. Jumlah tersebut adalah tingkat yang direkomendasikan oleh badan kesehatan di seluruh dunia.
Harus ada campur tangan orang tua. Sebab, penyalahgunaan layar telepon pintar di rumah bisa berdampak pada kesehatan mental. Menurutnya, orang tua harus memberikan 'hadiah kebosanan' kepada anak-anak karena membantu mereka untuk menghibur diri.
Sigman akan melayangkan klaim di konfrensi Kesehatan Mental di Sekolah pekan ini. Konfrensi tersebut diselenggarakan oleh badan amal YoungMinds dan Kingston Grammar School.
Ketika bicara di sebuah acara di sekolah swasta, London, dia mengatakan, “Orang tua harus bicara tentang panutan peran sebagai orang tua. Orang tua perlu melihat kebiasaan mereka sendiri dan seberapa sering mereka melakukannya di depan anak-anak mereka, dan memberikan contoh yang baik.”
Dia menambahkan, “Mereka harus mendisiplinkan diri untuk tidak membiarkan pembicaraan keluarga diinterupsi atau diganggu. Karena hal itu bisa mengirimkan pesan kepada anak bahwa yang terpenting di rumah adalah melihat layar, bahkan ketika seseorang yang ingin bicara kepada Anda.”
Sigman menambahkan, “Orang tua tidak perlu khawatir memberikan anak-anak mereka 'hadiah kebosanan'.” Idenya adalah, anak-anak akan merasa bosan jika mereka tak memiliki waktu dengan layar hiburan.
“Kebosanan baik untuk anak-anak, membuat mereka dapat menemukan cara untuk menghibur diri mereka sendiri. Ini adalah pelajaran hidup yang sangat baik.” Dia menunjukkan data resmi yang menunjukkan, pada usia tujuh tahun, anak-anak akan menatap layar kaca sebagai rekreasi hampir selama satu tahun selama 24 jam, dan meningkat menjadi tiga tahun penuh pada usia 18 tahun.
Penggunaan internet pada orang-orang berusia 16 sampai 24 tahun juga naik tiga kali lipat selama satu dekade terakhir. Dengan kondisi ini, orang-orang muda menghabiskan lebih banyak waktu menggunakan media sosial daripada tidur.
(win/mer)