Ketamin Dapat Dijadikan Obat Anti Depresi

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Jumat, 18 Sep 2015 09:26 WIB
Biasanya, ketamin digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Namun, para peneliti mengemukakan bahwa ketamin juga dapat dijadikan obat untuk depresi.
Ilustrasi (morgueFile/mconnors)
Jakarta, CNN Indonesia -- Biasanya, ketamin digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Namun, para peneliti dari University of Auckland mengemukakan bahwa ketamin juga dapat dijadikan obat untuk depresi.

Para peneliti itu telah mengawasi dampak dari ketamin yang bekerja dalam otak. Hasilnya, ketamin dapat membuat jalur saraf yang bisa membantu pengembangan obat agar cepat bertindak.

Ketamin adalah senyawa sintetis yang digunakan untuk obat bius atau obat analgesik. Namun, di kalangan anak muda, ketamin digunakan sebagai obat halusinogen ilegal 'pesta'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Suresh Muthukumaraswamy, seorang peneliti senior dari University of Auckland, menggunakan teknologi tinggi untuk melihat mekanisme seperti apa yang digunakan ketamin untuk aktif di dalam otak manusia.

Untuk membuktikan studi ini, para peneliti mencoba ketamin pada peserta studi yang sehat, kemudian meninjau otak mereka dan melihat bagian organ mana yang terkena dampak.

Muthukumaraswamy lebih lanjut mengatakan, bahwa pada masa depresi, terdapat dua bagian pada daerah frontoparietal otak yang bekerja terlalu keras dalam cara yang terhubung.

Menurut Muthukumaraswamy, ketamin dapat memisahkan dua bagian di otak itu dan menghentikan konektivitas lebih tersebut, yang menjelaskan bahwa ketamin dapat dijadikan sebagai obat anti depresi.

"Tidak seperti obat anti depresi lainnya, ketamin bekerja secara cepat," katanya.

Seperti dikutip dari laman Independent, obat itu sangat penting sebagai mekanisme untuk mengidentifikasi potensi aktivitas biomarker obat anti depresi pada manusia.

Pertama kali ditemukan pada tahun 1960-an, ketamin kerap digunakan untuk obat bius serta menghilangkan nyeri kronis.

Untuk menimbulkan dampak anti depresi, hanya sedikit dosis ketamin yang dibutuhkan, dibandingkan dengan obat bius anestesi.

"Namun, ketamin belum berlisensi sebagai obat anti depresi, hal ini sifatnya eksperimental," kata Muthukumaraswamy menegaskan.

"Sayangnya, ketamin juga dapat disalahgunakan, obat itu mempunyai sifat halusinogen dan masih tidak jelas apakah dapat digunakan dalam praktik klinis rutin," ujarnya.

Lebih lanjut, tim peneliti mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menginvestigasi bagaimana ketamin dapat memproduksi anti depresi dalam waktu yang cepat.

Studi ini bukan yang pertama kali menyambungkan ketamin sebagai anti depresan. Tahun lalu, Oxford Health NHS Foundation Trust trial menemukan bahwa ketamin mempunyai efek menguntungkan bagi mereka yang penyakitnya tidak dapat disembuhkan melalui pengobatan ortodoks.


(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER