Jakarta, CNN Indonesia -- Para peneliti telah menemukan cara tercepat untuk mengetahui apakah seseorang mengidap narsisme atau tidak. Caranya, cukup mengajukan pertanyaan pada orang tersebut. Sebuah studi melaporkan bahwa ada satu pertanyaan yang sama akuratnya dengan mengidentifikasi narsisme lewat tes diagnostik umum.
Dilansir dari laman LA Times, pertanyaan tunggal tersebut adalah, 'seberapa jauh Anda setuju dengan pernyataan ini: Saya seorang pengidap narsisme. (Catatan: Kata 'narsisme' berarti perilaku egois, fokus pada diri sendiri, dan melakukan hal yang sia-sia).
Definisi narsisme dalam tanda kurung tersebut adalah bagian dari pertanyaan yang bernada hati-hati, sehingga makna kata tersebut menjadi jelas dan tidak dipermanis. Responden diminta untuk memilih nomor antara satu yang artinya 'sangat tidak benar menggambarkan diri saya' sampai tujuh yang berarti 'sangat benar menggambarkan diri saya'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya adalah, jika Anda berpikir bahwa diri Anda seorang pengidap narsisme, maka mungkin Anda benar. Jika Anda ingin mencobanya sendiri, para peneliti membuat sebuah kuis interaktif cepat untuk dicoba oleh publik.
“Pengidap narsisme tidak punya masalah untuk mengakui bahwa mereka pengidap,” kata Brad Bushman, salah seorang penulis penelitian yang juga profesor komunikasi dan psikologi di Ohio State University. “Mereka pikir mereka pantas mendapatkan perlakuan khusus dan mereka tidak berusaha menyembunyikannya dari orang lain.”
Dalam 11 penelitian berbeda yang dilakukan pada lebih dari 2000 peserta, tim peneliti menemukan, orang-orang yang mendapatkan nilai Single Item Narcissism Scale (SINS) tinggi juga diuji untuk sifat lain yang terkait dengan narsisme.
Sifat tersebut di antaranya adalah empati rendah, hubungan kurang berkomitmen, agresi yang lebih tinggi, bahkan keyakinan bahwa mereka seharusnya dibayar lebih tinggi dari rekan kerja mereka. Peserta dengan nilai SINS tinggi ini juga cenderung berusia lebih muda dari mereka yang mencetak nilai rendah pada skala narsisme yang dilaporkan diri sendiri tersebut.
Namun, dalam kesimpulan di atas kertas, mereka mengaku bahwa hasil penelitian terhadap diri mereka awalnya sulit untuk diterima. “Apakah orang benar-benar menyadari tingkat narsisme diri mereka snediir?” kata para penulis dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLOS One.
“Kami berpendapat bahwa berdasarkan bukti dari studi terakhir, orang-orang yang mau mengakui bahwa mereka relatif lebih
narsis daripada orang lain, sebenarnya adalah
narsis.”
(win/utw)