Kota Musik New Orleans Kecilkan Volume Suara

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 25 Sep 2015 12:57 WIB
Pekan ini, New Orleans mengumumkan dimulainya kampanye Sound Check, sebuah upaya mengatasi kebisingan yang berlebihan di kota musik itu.
Ilustrasi konser jazz. (CNN Indonesia internet/ Jens Thekkeveettil)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kota New Orleans identik dengan musik dan riuh pesta pora. Namun kini kebisingan kota itu akan ditekan.  Pejabat pemerintah meluncurkan sebuah kampanye kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mengecilkan volume suara.

Minggu ini, kota tersebut mengumumkan dimulainya 'Sound Check'. Ini adalah upaya terbaru untuk mengatasi keluhan warga tentang kebisingan yang berlebihan. Inspektur kesehatan akan memantau tingkat desibel di wilayah French Quarter dan Faubourgh Marigny yang dikenal trendi.

Di dua wilayah ini, kebisingan sudah lama menjadi perdebatan. Warga kerap mengeluh lokasi acara musik yang sangat dekat dengan rumah-rumah warga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Reuters, inisiatif baru ini awalnya akan fokus untuk mendidik para musisi dan pemilik klub tentang efek negatif suara keras terhadap kesehatan, contohnya membahayakan pendengaran, alih-alih menentang kepentingan bar dan kasino.

Ini merupakan pendekatan yang sama untuk larangan merokok di dalam ruangan di tahun ini, kendati ada pertentangan dengan kepentingan bar dan kasino. Ethan Ellested, juru bicara koalisi pemilik bar dan seniman, optimis tentang rencana tersebut.

Dia mengatakan, diperlukan adanya kebijakan pemerintahan yang seimbang tentang pengaturan tingkat suara. Sebab, di lain pihak, kebijakan tersebut juga dapat menjadi pondasi untuk melestarikan status kota sebagai salah satu pusat musik dunia.

“Jika Anda membuat batas 80 desibel di French Quarter, secara realistis Anda tidak akan bisa menampilkan permainan band perkusi, kata Ellestad.

Usul tersebut gagal memenangkan persetujuan Dewan Kota New Orleans. Para pejabat terbelah antara keluhan warga dan permintaan pemilik klub serta musisi yang khawatir penegakan aturan suara yang terlampau ketat dapat mematikan bisnis mereka.

Namun, para pemilik klub berkeinginan agar masalah bisa diselesaikan. Warga yang frustasi oleh lemahnya penegakan peraturan tentang kebisingan kota terpaksa mengajukan gugatan terhadap tempat-tempat digelarnya acara musik. Sebagian bar bahkan menghentikan pertunjukan langsung mereka, kata Ellestad.

Lorelei Cropley, profesor kesehatan masyarakat yang pernah menggugat bar di lingkungan rumahnya, juga menyambut upaya terbaru kota untuk menurunkan tingkat kebisingan kota. “New Orleans adalah kota di mana bangunan-bangunan saling berdekatan, dan di Era Jazz, (tempat-tempat konser musik) tidak memiliki pengeras suara seperti sekarang,” katanya.

(win/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER