Jakarta, CNN Indonesia -- Bangunan indah serupa kastel berdiri di atas tanah setinggi tiga meter dari permukaan jalan raya di Desa Krakal, Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Di salah satu sisi dindingnya tersemat ornamen kupu-kupu besar tiga dimensi.
Tulisan Alian Butterfly Park atau Taman Kupu-Kupu Alian terpampang juga di dekatnya. Itu merupakan taman kupu-kupu pertama di Kebumen, sekaligus objek wisata baru di selatan Jawa. Taman itu baru diresmikan 11 Juni 2015 lalu.
Alian bagaikan kerajaan kecil bagi hewan indah kupu-kupu. Ada sekitar 138 spesies yang tinggal di dalamnya, menurut Bambang Gunawan sang pendiri taman. Salah satu kupu-kupu yang tinggal di sana dilindungi: Troides Helena.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratusan, bahkan mungkin ribuan kupu-kupu dibiarkan terbang bebas di kerajaannya. Pertama memasuki taman, mereka langsung beterbangan antusias menyambut pengunjung di taman asri nan hijau. Mereka hinggap di bunga-bunga cantik dan tidak sungkan berinteraksi langsung dengan manusia.
Tapi kalau sudah asyik dengan dunianya sendiri, kupu-kupu itu bahkan tak memedulikan bidikan lensa. Mereka terbang dan hinggap sesuka hati, menghasilkan foto-foto cantik.
Wahyu Karyono, pengelola Taman Kupu-Kupu Alian yang sekaligus Direktur Alian Insekta Lestari mengatakan, taman memang dirancang sedemikian rupa untuk "memanjakan" kupu-kupu. Tak heran jika mereka benar-benar menikmati kegiatannya bersama bunga-bunga yang tak kalah cantiknya.
Sebenarnya, kata Wahyu, setiap kupu-kupu punya tanaman favorit untuk disinggahi. Di tanaman itu juga nantinya kupu-kupu akan bertelur dan ulat dari telurnya mencari makan untuk tumbuh.
"Misalnya Grapium, sukanya pohon sirsak. Troides Helena sukanya pohon sirih hutan."
"Taman kupu biasa hanya mengadakan bunga untuk kupu-kupu. Padahal saya perhatikan mereka akan nyaman kalau ada tempat bertelurnya. Termasuk diberi makanan untuk ulatnya," kata Wahyu.
Selain bisa melihat kupu-kupu yang terbang bebas, pengunjung juga bisa menyaksikan metamorfosis kupu-kupu secara langsung. Di beberapa daun bisa ditemukan telur kupu-kupu.
Sementara di ruangan kecil dekat pintu masuk, ada sederet kepompong yang sedang dipersiapkan menjadi kupu-kupu. Kepompong tersebut digantung dengan jepitan plastik di rak besi.
 Kupu-kupu di Taman Alian asyik dimanjakan sampai tak peduli bidikan lensa. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni) |
Waktu yang dibutuhkan kepompong menjadi kupu-kupu cukup lama. Sekitar satu sampai tiga minggu. "Kalau yang sudah mau jadi tandanya warnanya lebih gelap," kata Wahyu menjelaskan.
Saat berkunjung ke sana, CNN Indonesia melihat kupu-kupu gajah sedang bertelur. Uniknya, ia tidak bertelur di tanaman seperti lainnya. Melainkan, di jaring yang dipasang di tembok.
Wahyu menjelaskan, kupu-kupu gajah memang bertelur di mana saja. Sekalinya bertelur pun bisa menghasilkan sampai 200 telur.
Edukasi dan pelestarianSelain kupu-kupu hidup, di taman ini pengunjung juga bisa melihat kupu-kupu yang diawetkan. Ratusan kupu-kupu itu disimpan dalam lemari kaca di sebuah ruangan khusus.
Di sana, jenis kupu-kupu disajikan lengkap dengan namanya. Ada juga peta Indonesia yang dilengkapi dengan gambar kupu-kupu sebagai bentuk dari persebaran spesiesnya di negara kita. Beberapa jenis serangga lainnya pun ada.
Sejak awal, Bambang mengatakan tempat wisata yang ia bangun memang berkonsep edukasi. Ia tidak mau orang yang datang hanya bisa melihat dan berfoto saja. Ia mau semua yang datang punya pengetahuan baru ketika pulang.
"Orang mengira tempat ini just for fun, buat selfie saja, padahal tempat ini dibangun berangkat dari muatan edukasi dan pelestarian," ujar Bambang menjelaskan.
Upaya pelestarian bukan hanya dilakukan di bangunan seluas 900 meter persegi yang berbentuk seperti kastil. Tidak jauh dari bangunan itu, ada pula penangkaran kupu-kupu lainnya, tepatnya di sekitar rumah Wahyu.
 Taman Kupu-kupu Alian juga menyediakan wisata edukasi dan pelestarian. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni) |
Tidak jauh berbeda dengan suasana di taman kupu-kupu, di penangkaran itu juga banyak tanaman yang sengaja disediakan dan disesuaikan dengan kebutuhan kupu-kupu.
Di sana pengunjung juga akan menemukan telur-telur, ulat, dan kepompong. Kami pun menemukan sebuah ulat besar berwarna hijau yang sedang merambat di pohon. Kata Wahyu, ulat tersebut berasal dari kupu-kupu gajah. Pantas saja bentuknya besar, meski tidak sebesar gajah.
Tidak jauh dari si ulat besar, kami juga menemukan kepompong yang bergelantungan. Dari bentuknya, Wahyu memperkirakan kepompong itu baru terbentuk sekitar tiga hari lalu.
Selain terbuka bagi pengunjung, Taman Kupu-kupu Alian juga bisa dikunjungi para peneliti. Rektor Universitas Negeri Semarang misalnya, mendorong mahasiswanya belajar di sana untuk mengetahui manfaat pengelolaan kupu-kupu.
"Saya juga minta tempat ini dijadikan litbang dan bisa akses ke luar negeri untuk bertukar pengetahuan," ujar Bambang menambahkan.
Taman kupu-kupu Alian buka setiap hari, sejak pukul 09.00 sampai 16.00 WIB. Taman tutup di hari Jumat, kecuali itu libur nasional. Harga tiketnya Rp20 ribu untuk umum. Sedangkan rombongan pelajar lebih dari 20 orang biasanya dihargai Rp 10 ribu per kepala.
Jika berkunjung ke taman ini, jangan hanya berfoto saja. Sempatkan juga mengunjungi tempat penangkaran dan pameran kupu-kupu yang diawetkan agar muatan edukasi juga didapatkan.
(rsa)