Shirataki, Beras Dengan Nol Kalori

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Rabu, 30 Sep 2015 15:48 WIB
Makan sepiring penuh Shirataki, tubuh Anda tidak akan melar. Kabar gembiranya, Shirataki sudah diolah menjadi beras di Sidoarjo.
Ilustrasi nasi. (Getty images/ Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seseorang yang sedang mengatur pola makan ketat biasanya memilih diet rendah karbohidrat, atau mengganti beras putih dengan beras merah. Pasalnya, kandungan karbohidrat dalam nasi putih cukup tinggi, yakni sekitar 40,6 gram, itu sebabnya nasi merupakan sumber energi yang baik.

Biasanya, para olahragawan atau orang-orang yang menjalani pola diet rendah karbohidrat akan mengganti nasi putih dengan beras merah, dikarenakan Indeks Glikemik (GI) yang hanya hanya 55. GI adalah ukuran seberapa besar efek makanan yang mengandung karbohidrat dalam meningkatkan kadar gula darah setelah makan, dibandingkan dengan glukosa murni.

Namun sekarang, bagi perempuan yang sedang menjalani pola makan rendah kalori, terdapat sebuah beras yang hampir tidak memiliki kadar kalori di dalamnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bondan Winarno, seorang pakar kuliner, bahkan mengatakan bahwa beras itu dapat dijadikan menu diet.

"Jadi beras ini namanya Shirataki, dibuatnya dari iles-iles yang tumbuh di hutan," kata Bondan Winarno, saat menghadiri sebuah acara festival nasi di Jakarta, Rabu (30/9).

Iles-iles adalah umbi, sayuran yang biasanya ditemui di tengah hutan. Bondan bercerita, saat masa penjajahan Jepang, umbi biasanya dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Di Jepang, Shirataki ini diolah menjadi bihun dalam Sukiyaki, dan hampir tidak memiliki kalori.

"Dalam kata lain, kalau Anda makan sepiring penuh (Shirataki), Anda tidak akan gendut," katanya menegaskan. Perempuan Indonesia boleh berbahagia, pasalnya, Shirataki ini, sudah diolah menjadi beras di Sidoarjo, Jawa Timur.

"Sudah diolah menjadi beras di Sidoarjo, jadi bisa dimasak di rice cooker," ucapnya. Selain itu, yang membedakan nasi Shirataki dengan nasi biasa, yakni teksturnya yang transparan.

Soal rasa, menurut Bondan, Shirataki ini memiliki rasa yang sama dengan nasi pada umunya. "Ya sama saja seperti makan nasi biasa, tinggal menambahkan lauk saja," tutur Bondan.

"Negara kita ini memiliki banyak alternatif lain pengganti nasi, harusnya hal ini diedukasikan lagi kepada masyarakat," ungkap Bondan.

(win/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER