Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa dekade lalu orang banyak yang yakin bahwa penyakit asma adalah faktor keturunan semata. Namun kini hal itu sudah tidak diyakini lagi.
Karena ada pula kasus anak-anak yang terlahir mengidap asma meski tidak ada ada orang tua atau kakek neneknya yang juga mengidap asma.
Dalam sebuah penelitian terbaru, para ilmuwan menduga besar kemungkinan si anak mengidap asma akibat warisan dari nenek mereka yang perokok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu tetap terjadi bahkan ketika ibu kandung si anak sama sekali tidak merokok.
Hasil penelitian yang dirilis pekan ini di European Lung Foundation, menyatakan bahwa memang sebelumnya para peneliti sudah tahu tembakau memberikan dampak buruk pada gen.
Namun, mereka tidak mengetahui bahwa gen-gen yang sudah terkena dampak tembakau itu dapat menurun dan diwariskan kepada cucu mereka.
Kelompok peneliti itu akhirnya menggunakan data medis pengidap asma dari Swedish Registry terhadap 44.853 nenek yang hamil pada 1982 hingga 1986.
Kemudian mereka membandingkan hasil dari penelitian itu kepada 66.271 cucu dari para nenek itu.
Hasil dari penelitian itu menunjukkan bahwa ketika seorang nenek merokok di kala ia sedang hamil, akan meningkatkan risiko asma pada cucunya hingga 10 sampai 22 persen. Terlepas dari apakah ibu si anak merokok atau tidak.
Para peneliti kemudian berpikir bahwa studi ini menunjukkan, seseorang dapat terjangkit asma dari generasi sebelumnya, seperti nenek misalnya.
Tidak hanya nenek, namun para ibu juga dapat meningkatkan risiko asma pada anak mereka.
Hal tersebut dapat terjadi jika sang ibu melakukan persalinan melalui caesar.
Sekitar 9,5 persen bayi yang lahir melalui persalinan caesar lebih mungkin mengembangkan penyakit asma, dibandingkan dengan 7,9 persen bayi yang lahir melalui persalinan normal.
Lebih lanjut, para peneliti itu berharap dapat mengungkap apakah garis patrilineal, berdasarkan leluhur laki-laki atau kakek, dapat mempengaruhi risiko asma dengan cara yang sama.
(utw/utw)