Jakarta, CNN Indonesia -- Tampaknya selama ini media sosial dianggap memiliki dosa yang besar. Tahun lalu, penelitian melaporkan bahwa pesan WhatsApp digunakan sebagai bukti ketidaksetiaan sekitar empat puluh persen kasus perceraian di Italia.
Namun, menurut penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal
Cyberpsychology, Behaviour, and Social Networking, situs media sosial, misalnya Facebook atau Twitter, bukanlah sebuah ancaman seperti yang Anda bayangkan.
Dikutip dari
Independent, tim peneliti di Universitas Indiana menyelidiki peranan Facebook terhadap orang-orang yang berpikir untuk berhubungan dengan dengan orang lain selain pasangan mereka. Sebanyak 371 mahasiswa belum menikah yang memiliki 'hubungan berkomitmen' diminta mengisi survei.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei tersebut untuk menentukan berapa banyak melihat profil Facebook seseorang yang disukai dapat memengaruhi hubungan mereka dengan pasangannya.
Para penulis penelitian menemukan, kendati Facebook bisa menjadi pendorong seseorang mencari alternatif pasangan, seseorang yang kita simpan dalam ingatan, misalnya percintaan di kantor atau barista yang memberikan Anda kopi gratis setiap minggu, adalah ancaman terbesar untuk komitmen bersama pasangan Anda.
Bahkan, memikirkan seseorang yang potensial ke arah romantis cukup bisa menurunkan kepuasan hubungan dengan seseorang. “Jauh sebelum teknologi muncul, kita berselingkuh, putus, dan bercerai karena kita menemukan orang lain yang bisa menjadi alternatif pasangan kita,” kata penulis.
“Dengan atau tanpa teknologi, kita tak pernah berhenti melakukannya. Menggunakan pikiran kita untuk menyimpan informasi tentang mitra potensial yang bisa menimbulkan ancaman nyata untuk hubungan romantis kita.”
Jadi, ketika penelitian serupa menyarankan Anda untuk menghapus seseorang di Facebook agar hubungan dengan pasangan membaik, tetap hal tersebut tidak menurunkan sikap tidak setia seseorang.
(win/win)