Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah kisah mengharukan terjadi antara seorang perawat dan bayi yang pernah dirawatnya. Seorang perempuan yang menderita luka bakar parah saat masih bayi bertemu kembali dengan perawat yang merawatnya 38 tahun lalu.
Amanda Scarpinati selalu menyimpan foto usang hitam-putih dirinya ketika bayi yang sedang ditenangkan dalam buaian seorang perawat muda. Amanda bermimpi bisa bertemu dengan perawat itu kembali.
Foto indah tersebut memperlihatkan Amanda yang masih berusia tiga bulan. Kepalanya dibungkus dengan kasa tebal, dia dipeluk oleh seorang perawat, dengan pose yang mengingatkan kita pada mahakarya lukisan Michaelangelo,
Madonna and Child.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ketika foto yang diambil oleh fotografer Carl Howard tersebut diterbitkan dalam laporan tahunan Pusat Kesehatan Albany pada 1977, keterangan foto tidak menyertakan nama perawat.
Amanda Scarpinati (38) adalah seorang manajer sumber daya manusia dari Athens, New York. Selama 20 tahun dia mencoba mencari tahu malaikat penyelamatnya tersebut, tapi tak berhasil. Namun, sekarang dia sudah tahu jawabannya. Perawat itu bernama Susan Berger.
Ketika foto tersebut diambil Susan berusia 21 tahun, baru saja menyelesaikan kuliahnya. Amanda adalah salah satu pasien pertamanya. Susan kini mendekati akhir kariernya sebagai perawat. Dia akan bekerja mengawasi pusat kesehatan di Cazenovia College di New York wilayah Finger Lake.
Selama hampir empat dekade lamanya, mereka kembali bertemu. Amanda dan Susan tak kuasa menahan air mata mereka, dan saling memeluk ketika para pewarta foto mengabadikan perjumpaan mereka di ruang konferensi pusat medis.
“Ya Tuhan, engkau nyata!” kata Amanda. “Terimakasih!” Berger menjawab, “Terimakasih!”
Ketika masih bayi, Amanda jatuh terguling dari sofa ke sebuah vaporizer uap mendidih. Dia menderita luka bakar parah di kepala dan jari-jarinya. Selama bertahun-tahun, luka bakar itu membutuhkan banyak operasi rekonstruktif.
“Saat tumbuh sebagai anak dengan cacat luka bakar, saya kerap diejek dan disiksa.” Ketika itu terjadi, Amanda akan melihat foto-foto itu kembali dan berbicara pada perawat dalam foto tersebut. “Meskipun saya tidak tahu siapa dia,” tutur Amanda bercerita.
“Saya merasa nyaman melihat perempuan ini, yang tampak sangat tulus merawat saya.” Dan momen ketika dia bersama Susan tersebut diabadikan menjadi poster di ruang pemulihan anak. Dan foto tersebut memiliki dampak yang abadi pada kehidupan kedua perempuan ini.
Sebelum bertemu langsung Susan mengatakan, “Saya ingat dia. Dia sangat damai.” Biasanya, ketika bayi selesai dioperasi mereka tidur atau menangis, katanya melanjut. “Tapi dia begitu tenang dan penuh kepercayaan. Itu menakjubkan.”
Susan menambahkan, “Saya tidak tahu berapa banyak perawat yang cukup beruntung mengalami ini. Memiliki seseorang yang mengingat Anda sepanjang waktu.”
Pertemuan ini diawali ketika Susan mengunggah foto tersebut ke Facebook. Dalam waktu 12 jam, unggahan foto tersebut menjadi viral, dibagikan oleh 5000 pengguna Facebook ke seluruh kota, kata Amanda.
Selang satu hari, Amanda mendapatkan jawabannya. Angela Leary, yang saat itu juga perawat di pusat medis tersebut mengenali perawat di foto itu. Dia lalu mengirim pesan kepada Amanda. Isi pesan itu berbunyi, “Berger semanis dan penuh perhatian seperti yang terlihat di dalam foto ini.”
Seorang wartawan televisi lokal melacak Susan dan keduanya berbicaranya ditelepon sebelum pada akhirnya bertemu. Amanda yang sekarang memiliki putra berusia 12 tahun mengatakan, “Ini sangat mengagumkan. Dia memiliki suara yang lembut seperti yang saya bayangkan.”
(win/utw)