Jakarta, CNN Indonesia -- Merasa didiskriminasi dapat meningkatkan peluang seseorang melakukan kebiasaan berbahaya seperti merokok, konsumsi makanan berlemak, dan kurang tidur.
Hal tersebut disimpulkan dari sebuah penelitian terbaru terhadap warga Afrika-Amerika, yang dipublikasikan dalam Journal of Epidemiology and Community Health.
Para peneliti menguji hubungan antara diskriminasi dan kebiasaan tidak sehat kepada sekitar 5000 warga Afrika-Amerika di wilayah metropolitan Mississippi, Jackson.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami melakukan analisis untuk memahami sejauh mana tindakan diskriminasi, yang dapat menyebabkan perilaku tertentu, menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskular pada warga Afrika-Amerika,” kata penulis penelitian Marion Sims, peneliti di lembaga Jackson Heart Study dan Fakultas Kedokteran Universitas Mississippi di Jackson, seperti dikutip dari laman Reuters.
Studi baru menemukan, tingkat diskriminasi sehari-hari yang tinggi dikaitkan dengan lebih bebasnya laki-laki dan perempuan dalam mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, serta waktu tidur yang kurang.
Studi baru menemukan, tingkat diskriminasi seumur hidup yang tinggi dikaitkan dengan kebiasaan merokok yang lebih tinggi pada perempuan, dan kurang tidur baik pada laki-laki maupun perempuan.
"Hubungan antara perilaku tidak sehat dan diskriminasi menunjukkan, diskriminasi tinggi terhadap ras tertentu yang mengarah kepada perilaku tidak sehat, seperti merokok atau mengonsumsi makanan berlemak, adalah cara untuk mengatasi stres," Sims mengungkapkan.
“Mengalami diskriminasi adalah hal yang penuh tekanan, dan pada akhirnya memengaruhi perilaku kesehatan,” kata Lauren McCarl Dutra, peneliti dari Universitas California, San Francisco, yang tidak terlibat dalam penelitian.
Penelitian sebelumnya mengaitkan diskriminasi rasial dengan kemungkinan kematian yang lebih tinggi. Penelitian lain melaporkan, stres kronis dapat membahayakan kesehatan, baik secara langsung, yakni dengan melepaskan zat kimia yang menyebabkan stres, atau secara tidak langsung, yaitu dengan mempromosikan kebiasaan tidak sehat, misalnya merokok, minum-minuman beralkohol, dan makan berlebihan.
Sims melakukan survei tentang perlakuan tidak adil di sekolah atau di tempat kerja, seberapa membuat stres pengalaman tersebut, dan apakah mereka pikir diskriminasi tersebut disebabkan karena ras atau ada faktor lain, misalnya jenis kelamin, usia, atau berat badan.
Hampir setengah dari peserta laki-laki dan 38 persen perempuan melaporkan, sehari-hari mendapatkan diskriminasi ras. Paparan diskriminasi seumur hidup bahkan lebih tinggi, dilaporkan oleh 51 persen perempuan dan 63 persen laki-laki.
(win/utw)