Eric Teo dan Aliran Kekuatan Superhero dalam Dunia Kuliner

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Kamis, 15 Okt 2015 07:10 WIB
Chef Eric Teo bukanlah nama asing di dunia kuliner Singapura. Dia mendapatkan berbagai aliran kekuatan superhero untuk bisa menaklukan dunia kuliner.
Chef Eric Teo (CNN Indonesia/Christina Andhika Setyanti)
Singapura, CNN Indonesia -- Mata chef Eric Teo berbinar terang saat bicara soal betapa kuatnya Superman dan sehatnya Batman. "Superman itu sangat suka makan daging sapi," ucapnya kepada CNN Indonesia beberapa waktu lalu di Singapura.

Dengan fasih, Eric pun menceritakan semua tentang superhero DC Comics idolanya. Bagaimana tidak, dia 'kenal' dengan karakter jagoan ini sejak dia masih kecil. Seolah tak malu dengan anggapan orang-orang tentang superhero itu kekanak-kanakan, Eric justru menjadikan Superman, Batman, dan Flash Gordon sebagai inspirasinya sampai dewasa.

"Saya suka dan masih menonton film-filmnya. Saya paling suka dengan Flash Gordon, Christopher Reeves saat jadi Superman, dan juga semua Batman: Dark Knight."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan sekadar jadi idola, namun superhero inilah yang akhirnya menginspirasinya untuk membuka restoran superhero, DC Comics Super Heroes Cafe di Marina Bay Sands, Singapura.

"Kafe bertema superhero ini dibuka tanggal 1 September 2015," ucapnya.

"Saya tidak bekerja untuk DC Comics, tapi kami hanya terkoneksi dengan Warner Bros."

Di dalam kafe ini, Eric tak sekadar menghadirkan gambar dan dekorasi para superhero idolanya. Eric juga menghadirkan figur superhero seukuran manusia. "Di dalamnya akan jadi seperti superhero gathering."

Sebagai chef populer di Singapura, Eric tentunya berkarya dengan aneka makanannya. Makanan yang dibuat ini melambangkan karakter-karakter superhero-nya.

Untuk melambangkan Batman, Eric berkreasi dengan burger berwarna hitam yang dibuat dari campuran arang. Warna hitam ini melambangkan warna jubah sang jagoan. "Batman itu adalah sosok yang sehat, mewah, kaya dan dikelilingi banyak perempuan," ucapnya.

Untuk menghadirkan semua kesan itu, roti burger yang hitam saja tak cukup. Eric memadukan semua elemen dalam unsur Batman yang mewah dan sehat ini menjadi satu. Dia menambahkan daging wagyu dan jamur portobello sebagai isiannya.

Sedangkan untuk menu yang melambangkan Flash Gordon, Eric 'meramu' tomat carpaccio dengan dua dressing berwarna kuning dan hijau. Anda juga menambahkannya dengan kepiting, keju mozarella sampai irisan daging salmon. Berbeda lagi dengan Green Lantern. Menu ini lebih sehat dan didominasi dengan bahan penyusun yang semuanya berwarna hijau, yaitu alpukat, saus pesto, dan salad.

"Ketika menciptakan makanan itu, kita harus paham dengan karakter yang akan kita buat."

30 tahun berkarier jadi chef

Di Singapura, Eric bukanlah chef biasa. Dia adalah seorang chef populer dan chef selebriti. Wajah orientalnya yang awet muda dan rambut hitam legamnya yang tersisir rapi sering terlihat di berbagai stasiun televisi.

Wajahnya sudah sangat akrab dengan kamera. Berbagai acara kuliner, kompetisi, sampai reality show pernah dibintanginya. Ia pun pernah menjadi bintang tamu di acara MasterChef Asia beberapa waktu lalu. Dia dikenal sebagai seorang salah satu chef yang mempopulerkan makanan lokal Singapura ke dunia.

Sampai saat ini, chef yang punya spesialisasi kuliner Singapura, Perancis dan Eropa ini sudah 30 tahun berkarier. Hanya saja, siapa tahu, awal kariernya di dunia kuliner justru diawali karena ketidaksengajaan.

"Saya memang suka makan, seperti orang lainnya. Tapi saat kecil, pendidikan saya tidaklah tinggi. Jadi satu-satunya pekerjaan yang bisa saya dapatkan adalah jadi pelayan atau di dapur," katanya.

Pekerjaan itu pun dijalaninya dengan semangat. Niat serta rasa ingin tahunya yang besar pun makin menjadi. Suatu saat, seorang chef pun membukakan jalan untuknya. Dia ditawari menjadi seorang cook.

"Saya menikmatinya, tapi saya punya masa-masa yang berat ketika itu dan sering kena marah," ujarnya sambil diiringi tawa.

"Saya sering gosongin asparagus, overbaked pastry dan lainnya."

Tak lama, dia pun mendapat ajakan untuk ikut berbagai kompetisi. "Saat itu saya pernah ikut kompetisi jam 6 pagi, tapi sampai jam 4 pagi saya belum tahu saya mau bikin apa. Chef menghampiri saya dan memberi saran. Dari situ saya mulai serius dengan pekerjaan ini."

Dia mengaku, aliran kekuatan dan rasa pantang menyerah dari superhero idolanya, serta inspirasi dari chef sukses di seluruh dunia, termasuk Gordon Ramsay membuatnya berhasrat ingin jadi seperti mereka.

"Kita tidak perlu kenal secara personal dengan orangnya. Tapi hanya perlu tahu apa yang sudah dilakukan dan itu baik," kata Eric yang mengaku lebih banyak mengecap 'pendidikan' langsung dari dapur ketimbang sekolah formal.

Kariernya mulai melesat. Berbagai tawaran pekerjaan pun berdatangan, termasuk menjadi chef di hotel besar di Singapura dan beberapa negara lain. Eric sempat bekerja di hotel bintang lima Orchard Hotel dan juga Mandarin Oriental. Di Mandarin Oriental, dia bekerja selama 4,5 tahun.

Meski tak lagi menjadi executive chef di hotel, namun Eric tetap masih punya segudang kesibukan. Chef ini juga kini sibuk dengan perusahaan konsultan kuliner, restoran, dan sekolah kulinernya.

Lewat sekolah kuliner ini, Eric punya tujuan yang mulia. Dia ingin membantu orang-orang untuk bisa berkembang dan menjadi chef hebat. Di sekolah kulinernya ini, Eric bukan cuma mengajarkan berbagai resep rahasianya. Dia juga mengajarkan bagaimana mencapai puncak karier dan semua yang dibutuhkan untuk jadi seorang chef hebat.

"Saya ingin melihat ada banyak chef hebat di Singapura, dan kehebatannya jauh di atas saya," kata Eric.

"Saya sudah cukup banyak dapat penghargaan sampai saat ini, sekarang saya hanya ingin melihat sekolah kuliner saya berkembang."


(chs/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER