Virus Ebola bisa Hidup Berbulan-bulan di Air Mani Korban

Windratie | CNN Indonesia
Kamis, 15 Okt 2015 09:53 WIB
Kasus Ebola memang menurun, tapi dampak lanjutannya tetap dirasakan oleh para korban dan keluarganya.
Ilustrasi Ebola. (thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Virus Ebola dapat hidup dalam air mani laki-laki korban selamat Ebola, setidaknya selama sembilan bulan setelah infeksi awal muncul. Kondisi tersebut jauh lebih lama dari yang diperkirakan, seperti dilaporkan oleh para peneliti.

Laporan studi awal tentang Ebola mengangkat pertanyaan, bagaimana dan kapan epidemi di Afrika Barat itu berakhir? Para peneliti mengatakan, pada saat itu, mereka tidak tahu apakah jejak virus yang ditemukan hidup atau berpotensi menular, dan pertanyaan mereka kini terjawab.

“Hasil (studi) ini datang di saat yang tepat, mengingatkan kita bahwa ketika angka kasus Ebola menurun, korban Ebola dan keluarga mereka terus berjuang dari efek penyakit itu,” kata Bruce Aylward, seorang ahli penyakit Ebola dari badan kesehatan dunia (WHO), seperti dilaporkan oleh Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aylward mengatakan, para korban selamat, yang jumlahnya lebih dari 17 ribu orang di Afrika Barat, memerlukan dukungan substansial berkelanjutan sampai 12 bulan ke depan. Dukungan tersebut untuk memastikan, bahwa pasangan mereka tidak terinfeksi virus Ebola yang mungkin muncul.

Ebola menginfeksi 28 ribu orang dan menewaskan lebih dari 11.300 penduduk di Guinea, Sierra Leone, dan Liberia, yang saat ini kondisinya mulai dapat dikontrol. Para ahli mengatakan, saat ini mereka hanya dapat memelajari lebih lanjut tentang Ebola dan efek potensial jangka panjangnya terhadap korban.

Jonathan Ball, profesor virologi molekuler di Universitas Nottingham Inggris mengatakan bahwa hasil temuan studinya cukup mengkhawatirkan.

“Temuan ini menegaskan bahwa virus Ebola dapat bertahan di dalam saluran kelamin untuk waktu yang cukup lama, yaitu berbulan-bulan setelah virus menghilang dari darah. Yang mengkhawatirkan, virus yang tertampung di sana merupakan sumber potensial infeksi baru (Ebola), kata Ball.

Penelitian ini menguji sekitar 93 laki-laki korban selamat Ebola, berusia 18, dari kota Freetown, Sierra Leone, yang memberikan sampel semen mereka untuk diuji.

(win/win)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER