Jakarta, CNN Indonesia -- Masalah kekeringan yang menimpa Meksiko membuat level air waduk dari sungai Grijalva di negara tersebut, menurun drastis. Level air yang berkurang drastis ini sampai-sampai menyebabkan sisa bangunan gereja abad ke-16 kembali muncul di permukaan air.
Gereja ini dikenal sebagai The Temple of Santiago atau kiul Quechula atau yang juga dikenal dengan nama Gereja Santiago.
Gereja ini seharusnya sudah terbenam sedalam 30 meter di bawah permukaan air waduk. Hal ini sudah berlangsung sejak selesainya waduk Nezahualcoyotl di Chiapas tersebut pada tahun 1966.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun di tahun ini, tingkat kekeringan telah membuat air mengering lebih dari 24 meter. Akibatnya puncak sisa bangunan yang masih berdiri kokoh ini kembali muncul ke permukaan.
Surutnya air waduk ini membuat sisa gereja menjadi sebuah obyek wisata bagi pelancong yang sedang berkunjung.
The Latin Times mengungkapkan bahwa nelayan lokal sempat membawa beberapa wisatawan untuk tur di tempat tersebut dengan menggunakan kapal nelayan.
Beberapa wisatawan bahkan sempat turun dan menjejakan kaki di bangunan tersebut.
Mengutip
Huffington Post, gereja ini memiliki tinggi 55,7 meter, lebar 12 meter. Gereja ini juga memiliki menara lonceng dengan tinggi 14 meter di atas permukaan tanah. Gereja ini dibangun pada tahun 1564 oleh Friar Bartolome de la Casas.
Gereja ini mulai diabaikan karena mengalami masalah plak yang mengganggu struktur bangunannya di tahun 1773-1776 dan dibenamkan dalam waduk buatan di tahun 1966.
"Gereja ini dibangun dengan harapan bisa menjadi pusat populasi yang besar. Sayangnya ini tidak pernah tercapai," kata arsitek Carlos Navarretes.
"Gereja ini juga tak memiliki pastor yang tetap. Mereka hanya menerima kunjungan dari imam di Tecpatan."
Bukan pertama kaliKemunculan bangunan kuno ini bukanlah pertama kalinya. Tahun 2002 lalu, bangunan ini juga pernah muncul kembali ke permukaan. Penyebabnya pun sama, karena level air di bendungan menurun drastis.
Di tahun tersebut, wisatawan bahkan bisa berjalan kaki untuk menuju gereja tersebut.
"Mereka berpesta. Mereka datang untuk makan, bersantai, berbisnis. Saya bahkan menjual ikan goreng. Mereka juga melakukan berbagai prosesi di di sekitar gereja," kata nelayan lokal, Leonel Mendoza.
(chs/les)