Jakarta, CNN Indonesia -- Jika menyangkut kesehatan psikologis dan perilaku, baik kekerasan fisik ataupun emosional dapat sama-sama merusak bagi anak, menurut sebuah penelitian baru.
Para dokter sering kali percaya bahwa kekerasan fisik atau seksual lebih berbahaya daripada penganiayaan emosional atau pengabaian. Namun, studi ini menemukan bahwa ternyata anak-anak mengalami masalah yang sama, terlepas dari jenis penganiayaan yang dialami, kata para peneliti melaporkan dalam jurnal JAMA Psychiatry.
“Anak-anak yang mengalami kekerasan mengalami semua jenis masalah, dari kecemasan dan depresi sampai melanggar peraturan dan agresi,” kata penulis utama studi, David Vachon, dari Universitas McGill di Montreal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan, timnya terkejut mengetahui bahwa berbagai jenis penyalahgunaan memiliki konsekuensi yang sama. “Kekerasan fisik dan kekerasan emosional pada anak memiliki masalah yang sangat mirip,” ujarnya.
Untuk membandingkan dampak berbagai kekerasan anak untuk kesehatan mental, Vachon dan rekannya mempelajari hampir 2.300 anak yang menghadiri perkemahan musim panas untuk anak-anak dari orang tua berpenghasilan rendah antara 1986 sampai 2012.
Sekitar 1.200 anak, lebih sedikit dari setengah jumlah peserta, mengalami penganiayaan. Anak-anak dikelompokkan berdasarkan usia mereka. Sekitar setengah dari jumlah anak dari masing-masing kelompok memiliki sejarah penganiayaan. Anak-anak tidak tahu, yang mana dari sesama teman mereka yang telah mengalami kekerasan.
Konselor menilai perilaku masing-masing anak selama perkemahan. Setiap anak juga menyelesaikan tugas penilaian diri.
Secara keseluruhan, anak-anak dengan riwayat kekerasan dan pengabaian memiliki tingkat depresi, menarik diri, kecemasan, neurotisisme yang lebih tinggi, daripada peserta yang tidak mengalami kekerasan.
Perbedaan paling dirasakan oleh anak-anak yang menjadi korban semua jenis kekerasan, termasuk, penelantaran, penganiayaan fisik, seksual, atau emosional. Hasilnya serupa pada anak laki-laki dan perempuan dan untuk seluruh kelompok ras.
Kendati begitu, efek kekerasan fisik dan emosional, baik yang terjadi di keluarga atau lingkungan teman, terhadap psikologis dan perilaku anak mungkin mirip, kata William Copeland, peneliti psikiatri di Universitas Duke di Durham, Carolina Utara.
(win/utw)