
Alasan Unik Dibalik 'Konperensi Asep Asep'
Lesthia Kertopati, CNN Indonesia | Kamis, 22/10/2015 12:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Ada berapa orang bernama Asep di dunia ini? Berangkat dari pertanyaan tersebut, Paguyuban Asep Dunia (PAD) menggelar sebuah konferensi unik. Bernama Konferensi Asep-Asep, acara fenomenal tersebut akan menjadi wadah berkumpulnya seluruh pemilik nama Asep di Indonesia, bahkan dunia.
PAD pada awalnya lahir di dunia maya pada 2008 silam, digagas pertama kali oleh Asep Iwan Gunawan. Dia membuat sebuah grup yang bertajuk ‘How Many Asep There Are in Facebook?’. Ternyata ide Asep Iwan bersambut respon positif dari banyak warga Facebook.
Kemudian, dua tahun setelahnya, yakni pada 1 Agustus 2010, atas inisiatif Asep Kambali, dan didukung oleh beberapa Asep lain, yakni Asep Iwan Gunawan, Asep Bambang Fauzi, Asep Rahmat dan Asep Dudi, PAD lahir menjadi sebuah komunitas resmi.
“PAD merupakan wadah silaturahmi dan aktualisasi diri orang-orang yang bernama Asep di seluruh dunia,” kata Asep Kambali yang menambahkan PAD juga mengusung misi pelestarian budaya.
Pria yang juga merupakan pendiri Komunitas Historia Indonesia itu mengatakan PAD bukanlah rumah eksklusif bagi para pemilik nama Asep, melainkan cara mereka melestarikan budaya yang nyaris punah.
“Kami menyadari saat ini, nama Asep sudah jarang diberikan orangtua sebagai nama kepada anaknya. Untuk itu, nama Asep perlu dilestarikan, karena tidak hanya identik dengan nama Indonesia, tapi juga menunjukkan suku Sunda,” ujarnya.
Nama Asep sendiri memang disarikan dari bahasa Sunda ‘kasep’ yang berarti tampan atau ganteng. Dari nama itu, lahir berbagai variasi, seperti Acep, Atep dan Cecep. Oleh karena itu, Asep Kambali pun dengan percaya diri menyebut para anggota komunitas PAD semuanya ganteng.
“Bukan bermaksud terlalu percaya diri, tapi ya karena kita kan memang laki-laki semuanya,” tukas Asep Kambali, sembari tertawa.
Tahun ini, konferensi bagi para seluruh pemilik nama Asep itu akan berlangsung di Bandung, Jawa Barat, pada Minggu, 25 Oktober 2015 mendatang.
Asep Kambali memastikan pemilik nama Asep dari seluruh dunia akan datang di acara berjudul ‘Konperensi Asep-Asep’ tersebut.
“Konferensi ini terinspirasi dari Konferensi Asia Afrika yang telah membawa perubahan bagi dunia.Oleh sebab itu, kami juga menyingkat nama konferensi ini menjadi KAA agar bisa membawa perubahan positif yang sama,” sebut Asep Kamali.
Pendaftaran konferensi yang dibuka sejak awal Oktober 2015 itu mengungkap beberapa hal unik, yakni ada beberapa nama Asep berjenis kelamin perempuan, dan juga beberapa nama Asep yang ternyata tidak punya darah Sunda.
(les/les)
PAD pada awalnya lahir di dunia maya pada 2008 silam, digagas pertama kali oleh Asep Iwan Gunawan. Dia membuat sebuah grup yang bertajuk ‘How Many Asep There Are in Facebook?’. Ternyata ide Asep Iwan bersambut respon positif dari banyak warga Facebook.
Kemudian, dua tahun setelahnya, yakni pada 1 Agustus 2010, atas inisiatif Asep Kambali, dan didukung oleh beberapa Asep lain, yakni Asep Iwan Gunawan, Asep Bambang Fauzi, Asep Rahmat dan Asep Dudi, PAD lahir menjadi sebuah komunitas resmi.
“PAD merupakan wadah silaturahmi dan aktualisasi diri orang-orang yang bernama Asep di seluruh dunia,” kata Asep Kambali yang menambahkan PAD juga mengusung misi pelestarian budaya.
“Kami menyadari saat ini, nama Asep sudah jarang diberikan orangtua sebagai nama kepada anaknya. Untuk itu, nama Asep perlu dilestarikan, karena tidak hanya identik dengan nama Indonesia, tapi juga menunjukkan suku Sunda,” ujarnya.
Nama Asep sendiri memang disarikan dari bahasa Sunda ‘kasep’ yang berarti tampan atau ganteng. Dari nama itu, lahir berbagai variasi, seperti Acep, Atep dan Cecep. Oleh karena itu, Asep Kambali pun dengan percaya diri menyebut para anggota komunitas PAD semuanya ganteng.
“Bukan bermaksud terlalu percaya diri, tapi ya karena kita kan memang laki-laki semuanya,” tukas Asep Kambali, sembari tertawa.
Tahun ini, konferensi bagi para seluruh pemilik nama Asep itu akan berlangsung di Bandung, Jawa Barat, pada Minggu, 25 Oktober 2015 mendatang.
Asep Kambali memastikan pemilik nama Asep dari seluruh dunia akan datang di acara berjudul ‘Konperensi Asep-Asep’ tersebut.
“Konferensi ini terinspirasi dari Konferensi Asia Afrika yang telah membawa perubahan bagi dunia.Oleh sebab itu, kami juga menyingkat nama konferensi ini menjadi KAA agar bisa membawa perubahan positif yang sama,” sebut Asep Kamali.
Pendaftaran konferensi yang dibuka sejak awal Oktober 2015 itu mengungkap beberapa hal unik, yakni ada beberapa nama Asep berjenis kelamin perempuan, dan juga beberapa nama Asep yang ternyata tidak punya darah Sunda.
(les/les)
ARTIKEL TERKAIT

Tujuh Cara Mengidentifikasi Pribadi Narsisistis
Gaya Hidup 4 tahun yang lalu
Wonder Woman Rayakan Ulang Tahun Ke-103
Gaya Hidup 4 tahun yang lalu
Pengantin Yordania Pilih Beri Makan Pengungsi
Gaya Hidup 4 tahun yang lalu
Surat Mengharukan dari Pemilik Kucing yang Meninggal Dunia
Gaya Hidup 4 tahun yang lalu
Wanita '27 Dresses' Sesungguhnya, Bekerja Sebagai Bridesmaid
Gaya Hidup 4 tahun yang lalu
Koin Langka Senilai Rp 192 Terjual Seharga Rp 16,7 Juta
Gaya Hidup 4 tahun yang lalu
BACA JUGA

Tertidur Pulas, Penumpang Air Canada Ditinggal Saat Mendarat
Internasional • 25 June 2019 05:08
Warga Belanda Gugat Negara Supaya Pangkas Usia
Internasional • 05 December 2018 04:18
Kenaikan Biaya Gaya Hidup Ikut Picu Lesunya Ritel
Ekonomi • 04 November 2017 16:06
Balita Tewas 'Dikeroyok' 30 Tawon
Internasional • 18 August 2017 23:02
TERPOPULER

FOTO: Berburu Baju Bekas di Jakarta
Gaya Hidup • 4 jam yang lalu
Tanggal Merah dan Hari Libur Nasional 2020
Gaya Hidup 6 jam yang lalu
Pewarta Foto CNNIndonesia.com Menangkan Kompetisi Nasional
Gaya Hidup 3 jam yang lalu