Menilik Pesta Malam Warga Dubai

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Sabtu, 24 Okt 2015 01:40 WIB
Banyak orang menyangka kalau Dubai tak punya kehidupan malam yang identik dengan alkohol dan pesta. Nyatanya, Dubai juga punya semua ini.
ilustrasi kota Dubai (lifehouseimage/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dubai identik sebagai kota dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Oleh karena itu, banyak yang beranggapan kalau di kota ini, kehidupan masyarakatnya akan benar-benar tertutup, layaknya negara-negara jazirah Arab lainnya.

Kenyataannya tidak juga. Sama seperti kotanya yang modern, kehidupan masyarakat Dubai nyatanya juga modern dan berpikiran terbuka. Dubai terbuka bagi semua wisatawan.

"Bahkan sebenarnya orang yang ada di Dubai, 85 persennya adalah ekspatriat," kata Shahab Abdulla Shayan, manager overseas promotions Asia Pasific Dubai Tourism saat konferensi pers Dubai Tourism di Le Meridien, Jakarta, beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyaknya ekspatriat yang ada di Dubai membuat kehidupan Dubai pun nyaris sama dengan kota dan negara lain. "Banyak yang belum tahu soal ini, tapi di Dubai juga banyak kelab. Dubai juga punya kehidupan malam," katanya.

Shahab menyebutkan, Dubai memiliki kelab malam mewah. Dia mengklaim bahwa kelab ini juga adalah kelab malam yang terbaik di Timur Tengah.

"Sekarang di Dubai sudah ada kelab malam dari Ibiza yang buka," ucapnya.

Kelab malam ini dibuka dengan tujuan untuk mengakomodasi wisatawan dan ekspatriat yang berdatangan ke kota tersebut.

Regulasi alkohol

Kehidupan malam identik dengan alkohol dan makanan non halal. Shahab mengatakan bahwa alkohol dan makanan non halal ini tetap disediakan, namun keduanya ini tidak dijual secara bebas.

"Untuk minuman beralkohol, tempat penjual alkohol ini harus punya lisensi khusus. Hotel dan beberapa restoran itu punya lisensi jual alkohol," ujar dia.

Bukan cuma restoran yang harus punya lisensi, tapi si peminum juga harus punya lisensi. Lisensi tersebut merupakan izin yang menyatakan bahwa si peminum sudah berusia lebih dari 17 tahun dan bukan Muslim. Surat izin ini didapatkan di kantor polisi.

"Aturan minuman beralkohol juga masih ada lagi. Alkohol tidak boleh diminum di area publik. Minumannya harus diminum di dalam kamar atau rumah pribadi," ucap Shahab.

Jadi Anda harus mengubur keinginan Anda untuk bisa minum alkohol sambil menikmati indah dan mewahnya Burj Khalifa.

Larangan minum alkohol di publik ini bukan cuma sekadar karena alasan negara dengan mayoritas Muslim. Shahab mengatakan bahwa hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan orang lain yang ada di sekitar.

Sedangkan untuk makanan non halal, Shahab mengungkapkan bahwa makanan non halal ini dijual hanya di beberapa restoran saja. Sedangkan sisanya, sebagian besar restoran menyediakan aneka makanan halal.

(chs/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER