Kisah Gadis 'Thumbelina' dengan Semangat Raksasa

Windratie | CNN Indonesia
Rabu, 04 Nov 2015 00:52 WIB
Usianya 12 tahun namun hanya seberat balita. Di luar keterbatasannya, remaja yang mengalami dwarfisme promordial ini memiliki segudang aktivitas.
Kenadie Jourdin-Bromley (CNN Indonesia/Dok. Kenadie Supporter Club)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kenadie Jourdin Bromley tingginya tak lebih dari tiga kaki, beratnya sama seperti anak usia dua tahun. Anak perempuan pra-remaja ini ketika lahir beratnya hanya 1,1 kilogram dengan panjang tubuh dari 28 centimeter, lebih pendek dari panjang penggarisan sekolah.

Ketika dia lahir, ibunya, Brianne Jourdin (36) diperingatkan jika putrinya, yang diberi julukan Thumbelina oleh para perawat, tidak akan bertahan hidup lebih dari beberapa hari.

Saat itu, dokter mengatakan, Kenadie mungkin mengalami kerusakan otak dan memiliki harapan hidup tipis. Di hari itu juga, orang tua Kenadie membaptisnya. Delapan bulan kemudian, bayi kecil itu didiagnosis mengalami dwarfirsme primordial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini adalah kondisi yang menyebabkan kurang berkembangnya anggota badan. Kondisi ini memengaruhi sekitar 100 orang di seluruh dunia.

Kendati kesulitan dalam menyerap pelajaran, ditambah lagi kondisi tubuhnya dengan tulang tipis dan rapuh, Kenadie dari Kitchener Ontario ini hobi bermain hoki, berenang, dan sangat menikmati sekolah.

“Kebanyakan orang tua tidak perlu membayangkan anak mereka tidak dapat dapat hidup melewati usia berapa pun, tapi kenyataannya adalah bahwa kita mungkin akan kehilangan dia,” kata ibunda Kenadie.

Di luar dari prognosis suram dokter, Kenadie berkembang di ruang kelas umum seperti kebanyakan anak-anak seusianya.

Beratnya hanya lebih sedikit dari 9,5 kilogram. Ukuran tubuhnya yang 'mini' membuat dia hanya bisa menggunakan pakaian balita. Tapi, Kenadie punya segudang aktivitas. Dia mengambil kelas skating, berenang, dan bermain dengan teman-temannya sepulang sekolah.

Sekarang dia sudah duduk di kelas tujuh. Adiknya, Tyran (10), jauh lebih tinggi dari dia. Namun, ukuran mungil Kenadie tidak menghalanginya.

“Dia baik hati, penuh kasih, dan ingin berbagi segalanya dengan semua orang. Dia penuh semangat, tekad, dan mandiri,” kata Tyran.

Namun, Kenadie juga menghadapi kondisi medis serius, rentan terhadap tulang rapuh dan tipis. Bahaya skoliosis atau aneurisma juga mengancam kesehatannya.

"Menyaksikan perjuangan Kenadie yang tak mudah membuat kami lebih positif melihat hidup,” ujar sang ibu, yang berharap putrinya terus bahagia.

Seperti diinformasikan oleh laman Primordialdwarfism, di dunia hanya ada sekitar 100 orang yang memiliki kondisi langka dwarfisme primordial.

Orang-orang dengan kondisi ini dilahirkan dengan bobot yang sangat rendah. Setelah lahir, pertumbuhannya terus berjalan pada tingkat yang sangat lambat, membuat individu yang terkena penyakit ini, tumbuh jauh di belakang rekan-rekan seusianya.

[Gambas:Youtube]



(win/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER