Tak Mahir Bahasa Inggris, Orang Indonesia Kurang Latihan

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 06 Nov 2015 17:34 WIB
Urusan bahasa Inggris, Indonesia masih tertinggal jauh dari Singapura, Malaysia, India, bahkan Vietnam.
Ilustrasi kamus bahasa Inggris (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menanggapi prestasi Indonesia yang tertinggal dari Singapura, Malaysia, India, dan Vietnam dalam bercakap-cakap bahasa Inggris, Yusuf Muhyiddin, Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengatakan kekurangan Indonesia adalah kurangnya praktik, meski pembelajaran secara teori tata bahasa atau grammar sudah sering kali diberikan. 

Keberadaan kurikulum yang sudah dibuat oleh menteri sebelumnya, Muhammad Nuh, yang digadang-gadang menggunakan kombinasi motorik dan kognitif , disampaikan Yusuf, tengah dalam pengkajian Anies Baswedan agar dapat menciptakan iklim belajar sekolah yang menyenangkan. 

"Selama mendapatkan pendidikan bahasa Inggris, murid tidak dilatih berbicara, mungkin itu sebab kelemahan Indonesia, kurang praktik dan komunikasi," kata Yusuf. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia pun menolak anggapan kapasitas pengajar bahasa Inggris di Indonesia kurang terampil. Baginya, kondisi guru di Indonesia sudah cukup kompeten namun memang perlu terus mengembangkan metode pengajaran yang menyenangkan dan membuat siswa menjadi lebih aktif dalam berkomunikasi. 

Namun, Yusuf tidak menampik bahwa keberadaan sekolah non formal seperti lembaga kursus bahasa asing memberikan pendidikan yang masih belum dapat dipenuhi oleh guru dan sekolah. 

"Sebagian besar anak yang ingin meningkatkan pengetahuannya memang mengambil kursus. Sekarang, kursus dan sekolah itu saling melengkapi karena tidak semuanya dapat dipenuhi oleh sekolah. Pendidikan non formal itu penambah, pengganti, atau pelengkap pendidikan formal," kata Yusuf. 

Menurut catatan Kemendikbud, terdapat hampir dari 190 ribu lembaga kursus bahasa yang tersebar di Indonesia. Dan sebanyak 4483 di antaranya adalah kursus bahasa Inggris. Namun sayangnya, Yusuf memberikan keterangan semua lembaga kursus tersebut memiliki standar dan kualitas yang variatif. 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyerahkan sepenuhnya kepada lembaga kursus bahasa Inggris untuk membuat standar kualitas dan programnya masing-masing, mengikuti kebutuhan dari lembaga tersebut. Hal ini dikarenakan ilmu bahasa Inggris secara umum, dianggap sama dimanapun berada. 

Minat Belajar Besar 

Perkembangan tren minat ikut kursus bahasa asing pun diakui Joris Satyadharma, direktur marketing EF Kids and Teen saat ditemui CNN Indonesia dalam kesempatan yang sama. Lembaga yang sudah 30 tahun ada di Indonesia itu pun merasakan kenaikan pendaftar kursus. 

"Luar Jawa itu banyak peminatnya, mereka mulai menyadari kebutuhan akan berbahasa Inggris dalam menghadapi perkembangan situasi ekonomi," kata Joris. 

EF mengaku memiliki total sekitar 40 ribu siswa yang tersebar di 70 outlet di seluruh Indonesia. Meski banyak juga yang merasa perlu berbahasa Inggris, namun kesadaran itu belum tentu datang dari sang siswa yang menjadi objek pengajaran. 

"Sebenarnya kota besar dan daerah sama besar minatnya. Minatnya sendiri datang dari orang tua dan anak. Kalau di kota besar, minat datang dari anak karena mereka dapat akses ke media ataupun tayangan asing, jadi mereka ada keinginan untuk mengerti bahasa Inggris," terang Joris.  

"Sedangkan di daerah, kebanyakan datang dari orang tuanya karena anak di sana tidak mendapatkan akses seperti di kota besar, jadi tidak terdorong seperti anak-anak metropolitan." (les/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER