Luapan Emosi Manusia Dalam Mode

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Jumat, 06 Nov 2015 18:43 WIB
Miranda Mazuki menghadirkan koleksi baru yang terinspirasi dari emosi manusia bertajuk Repression.
Capsulle Collection 02 Miranda Mazuki bertajuk Repression yang dipamerkan di RUCI Artspace, Jakarta. (Dok. Mazuki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Miranda Mazuki seorang desainer asal Medan yang pernah mengecap pengalaman magang di label fesyen ternama di dunia Yves Saint Laurent Beverly Hills, tampaknya senang bermain-main dengan konsep abstrak dan menerapkannya ke dalam rancangannya.

Setelah meluncurkan koleksi busana yang terinspirasi dari keindahan bangunan terbengkalai, kini Miranda kembali dengan koleksi yang terinspirasi dari emosi manusia.
 

Dalam Capsule Collection 02 miliknya, Miranda menampilkan koleksi bertajuk Repression yang diartikannya sebagai mekanisme pertahanan diri yang tidak pernah diajarkan, tetapi tertanam di alam bawah sadar perilaku alam manusia. Suatu waktu rasa itu pun akhirnya ingin keluar dari dalam diri, meledak ke luar dan tergambar dalam sebuah emosi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Capsulle Collection 02 Miranda Mazuki bertajuk Repression yang dipamerkan di RUCI Artspace, Jakarta. (Dok. Mazuki)

Namun, Miranda mengatakan koleksi ini bukan bermaksud untuk mendorong orang-orang mengekspresikan emosinya, tapi lebih kepada mendorong orang untuk melampiaskan kebebasan berekspresi.
 Untuk mengekspresikan semua itu ke dalam sebuah busana, Miranda menerapkan konsep dan menerjemahkannya dengan cara yang abstrak. Ia bermain dengan potongan yang tegas dan detail yang khas. 

Salah satunya, ia menggunakan teknik smocking untuk membuat detail pada busananya yang memiliki potongan sederhana dan asimetris. Menurut dia, teknik ini sangat cocok untuk menggambarkan keseluruhan konsepnya itu. Bagi Miranda teknik ini bisa menggambarkan sebuah emosi yang sudah disimpan dalam waktu lama dan dimampatkan. 

"Smocking ini tidak ada rumusnya, lebih ke abstrak. Apa yang saya rasa saya sukai, saya gabungkan dengan membuat teknik ini," ujar Miranda saat berbincang dengan CNN Indonesia. 

Detail dari teknik smocking itu ia terapkan di bagian perut pada sebuah dress putih lengan pendek dan bagian bawah yang ia potong secara asimetris dengan kesan loose drapery. Begitu sederhana namun tetap terlihat gaya. Pada busana lainnya, ia menerapkan teknik yang lain pula. Ia membuat busana tanpa lengan dengan cut out di bagian lengan kiri sampai hampir setengah dada.

Tapi, bagian itu tidak ia biarkan terbuka begitu saja. Ia menambahkan bahan berwarna abu-abu yang menutupinya. Busana itu ia padukan dengan rok yang memiliki potongan diagonal di bagian depan.
 

Bukan cuma busana untuk perempuan, label yang ia beri nama Mazuki juga mengeluarkan koleksi busana untuk laki-laki. Kali ini Miranda mengekspresikan Repression dengan membuat setelan kemeja lengan panjang dan celana bermodel jogger dengan dua warna berbeda. Sebelah kanan berwarna hitam dan sebelah kiri berwarna abu-abu muda. 

Miranda mengaplikasikan semua inspirasi busananya itu dengan menggunakan berbagai bahan. Untuk menggambarkan kebebasan ia sengaja memilih bahan dengan tekstur yang halus dan ringan seperti katun, poliester dan wol campuran dengan warna-warna monokrom seperti hitam, putih, dan abu-abu. 

"Busana saya sangat loose itu untuk memberikan pesan, bahwa pemakainya bisa bergerak bebas karena koleksi ini juga menggambarkan kebebasan," kata Miranda. 

Konsep Unik

Tidak seperti kebanyakan desainer yang memilih memamerkan busananya dalam bentuk fashion show di atas catwalk, Miranda memilih cara yang berbeda. Bertempat di sebuah bangunan khusus yang biasanya digunakan untuk pameran, Miranda menampilkan koleksinya dengan menerapkan konsep teatrikal. 

Capsulle Collection 02 Miranda Mazuki bertajuk Repression yang dipamerkan di RUCI Artspace, Jakarta. (Dok. Mazuki)


Model yang ia gunakan pun tidak banyak, hanya lima model saja, yaitu empat perempuan dan satu laki-laki. Mereka bergerak secara bebas dan seolah menari-nari dalam dunianya masing-masing di tiga instalasi yang sudah disiapkan Miranda.  

Para tamu undangan yang datang bisa melihat dengan bebas aksi dari model-model itu, bahkan mengikuti mereka ke semua instalasi yang sudah dipasang dan dikonsepkan sedemikian rupa. 

Miranda lebih menyebut konsep pamerannya ini sebagai sebuah pertunjukkan interaktif. Sebagai lini busana fesyen yang menyasar kaum muda, Miranda merasa perlu melakukan sesuatu yang berbeda untuk menyasar pasarnya. 

"Sebagai brand anak muda dan brand baru kami ingin mendekati target secara langsung, jadi bisa terlihat siapa yang menikmati dan apa yang tidak dinikmati. Ada unsur sentuhan pribadi," kata desainer berusia 21 tahun itu. (les/les)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER