Jakarta, CNN Indonesia -- Mencintai dan dicintai adalah hak setiap orang. Namun harus diakui, tak mudah untuk menemukan orang yang tepat untuk dicintai dan mencintai. Terkadang diperlukan intervensi guna menghadirkan cinta.
Beragam tipe orang juga memengaruhi kecepatan dan ketepatan mendapatkan cinta. Ada yang bisa dengan mudah mencarinya sendiri, tapi ada juga yang butuh bantuan untuk mencarinya.
Cinta dan pasangan yang tepat tak datang di depan pintu Anda begitu saja. Ada perjuangan-perjuangan tertentu yang harus dilakukan. Oleh karenanya terkadang bantuan soal cinta pun diperlukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang yang membantu menemukan cinta ini dikenal dengan sebutan
matchmaker, istilah Indonesianya dikenal juga sebagai mak comblang.
Hanya saja, tak semua orang setuju kalau mereka harus menggunakan jasa mak comblang, baik laki-laki atau perempuan keduanya seringkali sulit sekali menerima bantuan mak comblang.
Namun di antara laki-laki dan perempuan, manakah yang lebih sulit menerima bantuan mak comblang? Mungkin saja Anda berpikir kalau pria akan jauh lebih gengsi kalau harus 'dicomblangin.'
Kenyataannya, mengutip
Your Tango, beberapa mak comblang profesional di Amerika, seperti Paul Carrick Brunson, Marina Margulis, Peggy Wolman dan Arlene Vasquez mengungkapkan bahwa keengganan orang untuk dijodohkan oleh mak comblang profesional atau ikut biro jodoh tidaklah dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Pendapat para ahli perjodohan profesional ini tentang siapa yang paling susah menerima perjodohan dari mak comblang profesional ini persentasenya sama kuat antara laki-laki dan perempuan. Namun pada satu titik, mereka menemukan bahwa sebenarnya masalahnya tak terletak pada jenis kelamin.
Yang jadi masalah sesungguhnya adalah, kedua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, sebenarnya tak berani meminta bantuan.
Menerima bantuan dijodohkan bukanlah hal yang sulit, namun yang jadi tantangan tersulit utama adalah untuk meminta bantuan tersebut. Brene Brown, penulis buku
Daring Greatly and Rising Strong mengungkapkan apa yang jadi penyebab laki-laki dan perempuan jomblo enggan meminta bantuan perjodohan dari mak comblang profesional.
Diungkapkan Brown, hal ini bisa terjadi karena kenyataannya para jomblo menilai diri sendiri terlalu keras. Mencari bantuan dari mak comblang atau biro jodoh kerap kali diartikan sebagai hal yang negatif. Selain itu ada juga ketakutan bahwa mereka akan mendapat 'penghakiman' dari orang di sekitarnya.
"Ketika Anda tidak bisa menerima diri bahwa Anda butuh bantuan dan mulai meminta bantuan tanpa harus menghakimi diri sendiri. Dan ketika Anda menerima bantuan dari orang lain, Anda selalu menghadapi penghakiman," kata Brown.
Pikiran negatifnya, ketika mencari bantuan perjodohan, mereka mengganggap dirinya tak laku lagi. Mereka masih merasa mampu mencari jodoh sendiri dan masih 'laku'.
(chs/chs)