Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah studi dari University of Reading di Inggris tahun 2013 menemukan bahwa mengonsumsi tiga gelas sampanye setiap minggu dapat mengurangi risiko penyakit yang mengganggu memori. Sampanye dipercaya bisa mencegah kehilangan memori yang berkaitan dengan usia dan menunda timbulnya penyakit Alzheimer.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa senyawa fenolik tertentu yang ditemukan pada sampanye dapat meningkatkan memori spasial, yaitu memori yang bertanggung jawab untuk merekam informasi tentang lingkungan seseorang.
Senyawa tersebut juga dianggap mampu untuk mengubah sejumlah protein yang terkait dengan penyimpanan memori. Kendati memiliki manfaat yang baik, bukan berarti Anda harus minum sampanye setiap kali sehabis makan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Takaran efektif untuk mendapatkan semua manfaat baik sampanye hanya satu sampai dua gelas saja dalam satu minggu. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga fungsi kognitif Anda.
Hasil penelitian seperti ini sebenarnya pernah ditemukan pada anggur merah, karena mengandung banyak flavanoid, yang merupakan antioksidan. Tapi, tenyata, sampanye yang mengandung tidak terlalu banyak flavanoid, manfaat ini juga ditemukan.
Sayangnya penelitian ini belum dilakukan terhadap manusia, baru sebatas percobaan pada tikus. Setelah diamati selama enam minggu, tikus yang diberi sampanye terbukti berhasil meningkatkan memori.
Seorang profesor yang terlibat dalam penelitian tersebut, Jeremy Spencer mengatakan kepada Daily Meal bahwa penelitian itu penting. "Untuk pertama kalinya ditemukan bahwa konsumsi sampanye memiliki potensi untuk mempengaruhi fungsi kognitif seperti memori," ujar Spencer.
Namun, seorang juru bicara untuk Masyarakat Alzheimer, mengingatkan bahwa masih banyak penelitian yang diperlukan hingga temuan itu benar-benar terbukti dan bisa digunakan.
Alzheimer merupakan sebuah penyakit yang membuat memori pada otak menurun jauh lebih cepat dari seharusnya. Bahkan dalam kondisi dan tahap tertentu bisa menyebabkan kematian.
Beberapa gejalanya antara lain gangguan daya ingat, sulit fokus, sulit melakukan kegiatan yang familiar, disorientasi, kesulitan memahami visuospasial, dan gangguan berkomunikasi. Pengidap alzheimer juga kerap menaruh barang tidak pada tempatnya, salah membuat keputusan, menarik diri dari pergaulan, dan mengalami perubahan perilaku serta kepribadian.
(utw/utw)