Jakarta, CNN Indonesia -- Cokelat telah lama dipercaya sebagai makanan yang mempunyai keterkaitan terhadap emosi, yang bisa membuat suasana hati menjadi lebih baik. Tapi, kini, tidak hanya cokelat, ada juga makanan lainnya yang memiliki manfaat yang sama, yaitu yogurt vanilla.
Tim peneliti Wageningen UR Food & Biobased Research di Belanda, University of Natural Resources and Life Sciences (BOKU) di Austria, dan VTT Technical Research Centre Finlandia Ltd, menggunakan berbagai metode untuk mengukur respons emosional orang terhadap makanan, khususnya yogurt.
Para peneliti menemukan bahwa makan yogurt vanila dapat membuat seseorang lebih bahagia. Bahkan makan yogurt dengan kandungan lemak rendah dapat menimbulkan respons emosional kuat yang lebih positif. Namun, ketika mencoba yogurt buah, tidak ada dampaknya kepada keadaan emosional para responden penelitian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami terkejut bahwa dengan mengukur emosi, kita bisa mendapatkan informasi tentang sebuah produk," kata ketua peneliti Dr Jozina Mojet, dari Food & Biobased Research di Belanda. Informasi ini pun bisa sangat berharga untuk produsen.
Untuk mengkonfirmasi teori mereka, para peneliti menggunakan metode baru yang disebut tes proyeksi emosi untuk mencari tahu perbedaan suasana hati orang yang terpengaruh yogurt.
Mereka menunjukkan kepada responden, foto orang-orang dan meminta para peserta untuk menilai orang-orang dalam foto dan menyebutkan enam sifat positif dan negatifnya. Dari sini peneliti dapat melihat gambaran emosional para responden penelitian.
Peneliti membagi responden dalam tiga kelompok, minimal 24 orang. Para peneliti kemudian dibagikan yogurt. Semua mereknya sama dan ditawarkan dengan cara yang sama. Namun, masing-masing memiliki rasa yang berbeda, termasuk kandungan lemaknya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menyukai atau familiar dengan merek yogurt tertentu tidak berdampak pada emosi peserta. Tapi setelah mencicipinya ada efek pada suasana hati mereka, tergantung pada apakah mereka terkejut atau kecewa dengan rasanya.
Para peneliti juga memperhitungkan efek sensorik dari yogurt. Strawberry dan nanas ditemukan memberikan efek emosional, tetapi ketika para peserta diberi yogurt rendah lemak dengan rasa yang sama, mereka memiliki respons emosional jauh lebih positif. Sementara itu, yogurt rasa vanila menimbulkan respons emosional positif yang terkuat.
Temuan ini akhirnya menjadi semacam metode baru yang dinilai efektif untuk mengumpulkan informasi dari konsumen. Sebab, respons seseorang bersifat implisit dan tidak dikandalikan oleh alam bawah sadar mereka. Berbeda dengan metode tradisional yang biasanya dilakukan oleh para produsen untuk mengukur produknya.
"Kami sedang mencari metode yang valid, cepat, dan tidak terlalu mahal dan memakan waktu untuk mengukur emosi atau perubahan mood yang ditimbulkan oleh makanan," kata Mojet.
(utw/utw)