Jakarta, CNN Indonesia -- Tinggal sendiri itu memang menyenangkan. Anda punya kemerdekaan dan kebebasan penuh akan ruang yang Anda sebut tempat tinggal. Punya 100 persen kendali terhadap remote televisi, jika sedang malas membereskan tempat tinggal juga tak ada yang peduli, intinya Anda punya kekuasaan penuh terhadap hidup Anda.
Namun waspadalah, penelitian terbaru dari Australia’s Queensland University of Technology mengungkapkan sisi minus dari pilihan hidup sendiri. Penelitian itu menyebut mereka yang tinggal sendiri cenderung punya pola makan yang lebih buruk dibanding mereka yang mau tak mau harus berbagi tempat tinggal dengan orang lain.
Seperti dilansir
Huffington Post, penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nutrition Reviews itu menganalisis 41 penelitian terdahulu yang menghubungkan antara hidup sendiri, makanan dan asupan gizi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka yang tinggal sendiri cenderung punya lebih sedikit keberagaman dalam hal makanan dan nutrisi. Mereka juga cenderung lebih sedikit mengonsumsi buah dan sayur. Padahal makanan jenis inilah yang paling banyak mengandung vitamin, mineral, serat dan antioksidan yang bisa membantu melindungi tubuh dari sejumlah penyakit.
Sejumlah alasan mereka yang tinggal sendiri akan buruknya pilihan menu mereka diantaranya adalah buruknya keterampilan memasak, tak ada rekan yang membantu berbelanja, tingginya biaya belanja bahan makanan untuk satu orang dan minimnya motivasi untuk memasak. Dibanding wanita, pria yang hidup sendiri punya pola makan yang lebih tak sehat.
“Hasil penelitian kami menemukan orang yang tinggal sendiri punya sedikit keberagaman dalam makanan mereka dan lebih sedikit makan makanan yang justru penting seperti buah, sayur dan ikan,” kata Katherine Hanna, salah satu penulis penelitian dan pengajar di Australia’s Queensland University of Technology.
“Penelitian ini mencoba menjabarkan bagaimana tinggal sendiri bisa menjadi penghalang orang untuk makan lebih sehat yang berhubungan juga dengan peran sosial dan budaya dari kegiatan memasak makanan.”
Hanna dan koleganya menemukan bahwa orang yang tinggal sendiri bukan hanya kadang tak termotivasi untuk memasak, tapi juga kurang menikmati makan dan memasak sendiri. Mereka akan cenderung untuk menyiapkan makanan yang simpel dan mudah disiapkan meski mungkin tidak cukup bernutrisi. Pada saat ini, tampaknya ada baiknya sesekali mereka mengajak orang lain untuk makan bersama.
“Ketidakadaan dukungan untuk makan lebih sehat dan kesulitan untuk mengendalikan porsi maknaan juga mempengaruhi pola makan,” kata Hanna.
Penelitian terdahulu menyebutkan, makan makanan yang dimasak di rumah berhubungan dengan rendahnya risiko obesitas, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2. Hanna mencatat saat ini ada peningkatan jumlah orang yang memilih tinggal sendiri di Australia. Pada 2010 di hanya ada 23 persen tempat tinggal yang dihuni sendirian. Tren yang sama juga terjadi di Amerika Serikat, dimana 27 persen dari populasi mereka tinggal sendiri.
(utw/utw)