Ciri-ciri Hubungan Asmara Langgeng dan Seumur Jagung

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 13 Nov 2015 04:02 WIB
Sebuah studi di AS menemukan empat jenis pola hubungan yang menunjukkan kemungkinan pasangan untuk tetap bersama.
Ilustrasi pasangan. (Thinsktock/Jacob Wackerhausen)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saat menjajaki hubungan dengan seseorang, terkadang timbul pertanyaan, apakah dia orang yang tepat menjadi pasangan hidup Anda?

Sebuah penelitian di Universitas Illinois, Amerika Serikat melakukan studi tentang pola hubungan pasangan. Berdasarkan penelitian tersebut, terdapat empat jenis pola hubungan yang menunjukkan apakah pasangan mungkin untuk tetap bersama.

Seperti dilaporkan oleh Independent, penelitian yang dilakukan oleh Brian Ogolsky dari Universitas Illinois ini mengklasifikasikan pasangan berdasarkan perubahan komitmen mereka untuk menikah dan alasan perubahan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara studi sebelumnya memfokuskan pada aspek individual hubungan, penelitian ini melihat hubungan secara keseluruhan, serta hubungan dengan media sosial. Profesor Ogolsky memelajari 376 pasangan belum menikah di pertengahan 20-an selama sembilan bulan.

Dari studi tersebut, dia mengidentifikasi empat jenis hubungan, yaitu dramatis, sarat konflik, terlibat secara sosial, terfokus pada mitra. Sebanyak 34 persen pasangan masuk dalam kelompok dramatis. Hubungan asmara pasangan kelompok ini penuh gejolak dan sedikit menghabiskan waktu bersama.

Mewakili 12 persen adalah pasangan yang dilanda konflik. Pasangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini adalah pasangan yang paling sering bertengkar, tapi hubungan mereka masih lebih kuat daripada pasangan dramatis.

Kelompok ketiga yang diwakili oleh sekitar 19 persen pasangan adalah pasangan yang terlibat secara sosial. Mereka adalah orang-orang yang sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan jaringan sosial.

Sementara, pasangan yang berfokus pasangan adalah mereka yang menghargai pasangan melebihi aspek-aspek lain kehidupan. Namun, sifat ini bisa berubah tergantung pada jumlah waktu yang mereka habiskan bersama-sama. Jumlah pasangan ini diwakili 30 persen dari kelompok.

Studi ini juga menemukan bahwa empat jenis hubungan ini berbeda-beda dalam variabel relasional penting, seperti kepuasan, cinta, ambivalensi, kekhawatiran tentang pernikahan.

Komitmen menikah pasangan dilacak menggunakan grafik. Setiap orang selama sembilan menuliskan tanggal penting yang menandai perubahan perasaan mereka terhadap komitmen pernikahan. Perubahan termasuk di antaranya adalah argumen dan perbedaan antarpribadi.

Bersamaan dengan grafik tersebut, peneliti juga mewawancarai pasangan setiap bulan untuk menganalisis kemungkinan mereka menikah. Studi menemukan, setelah periode sembilan bulan, pasangan dalam kelompok dramatis lebih mungkin untuk mengakhiri hubungan.

Pasangan dalam kelompok terlibat secara sosial, yang paling dipengaruhi oleh interaksi di jaringan sosial, memiliki komitmen pernikahan paling kecil.

Mereka dalam kelompok yang berfokus pada pasangan menunjukkan tingkat interaksi positif yang tinggi dan memiliki kesempatan tertinggi untuk menikah.

(win/win)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER