Perceraian Senja di Korea Selatan Catat Rekor Tertinggi

Windratie | CNN Indonesia
Senin, 16 Nov 2015 09:31 WIB
Semakin perempuan di Korea Selatan yang memilih 'keluar' dari pernikahan yang tidak bahagia ketika anak-anak mereka mulai besar.
Ilustrasi perceraian. (Getty images/ Jupiterimages/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perceraian senja setelah 20 tahun pernikahan mencatat rekor tertinggi di Korea Selatan. Stigma perceraian pada masyarakat konservatif mulai memudar, putusan pengadilan pun memudahkan perempuan secara finansial ketika bercerai dari suaminya.

Seperti kisah Kim Nan-young (54) berikut ini. Merasa terjebak dalam pernikahan tanpa cinta selama dua puluh tahun, maka menurut Kim, perceraian adalah jalan terbaik, lebih baik terlambat daripada tidak

“Saya menyerah dengan patriarkat dan sikap sombong (mantan) suami saya selama bertahun-tahun, saya tidak mau menceraikannya ketika anak-anak kami masih kecil,” kata Kim, ibu dari orang anak laki-laki. Setelah 25 tahun pernikahan, Kim akhirnya bercerai dari suaminya dua tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sekarang saya hanya perlu merawat diri saya sendiri sehingga lebih mudah untuk mencari pekerjaan. Ada banyak hal yang bisa dilakukan perempuan untuk hidupnya,” kata perempuan mulai membangun bisnis laudry kecil-kecilan sendiri.

Putra Kim memberikan dukungan keuangan dan emosional yang dibutuhkan ibunya untuk bercerai. Namun, pengadilan Korea Selatan juga semakin mendukung pemisahan aset pernikahan yang lebih merata pada perceraian.

Biro statistik nasional Korea Selatan mengatakan, sebanyak 33.140 pasangan bercerai pada tahun lalu setelah lebih dari 20 tahun menikah. Angka teserbut melonjak sebesar 31 persen selama dekade terakhir.

Semakin perempuan di Korea Selatan yang memilih 'keluar' dari pernikahan yang tidak bahagia ketika anak-anak mereka mulai besar dan stigma sosial yang melekat tentang perceraian pun menghilang.

Seorang perempuan yang telah menjalani pernikahan selama 50 tahun dengan seorang penjudi kasar mengatakan, dia dapat memulai kembali kehidupan baru karena pengadilan memberikannya hampir setengah aset pasangan, meskipun selama menikah dia menjadi seorang ibu rumah tangga.

“Saya di usia 70-an sekarang,” kata seorang perempuan yang meminta dirahasiakan identitasnya. “Bercerai setelah waktu (pernikahan) yang sangat panjang artinya Anda sudah sangat putus asa. Sekarang, putra dan putri saya mengatakan, saya harus menjalani hidup saya sendiri.”

Tahun lalu, Mahkamah Agung Korea Selatan memutuskan bahwa perempuan yang bercerai berhak atas beberapa bagian uang pensiun dan pesangon masa depan mantan suami mereka.
 
Setelah revisi hukum yang berlaku tahun lalu, istri yang bercerai dari mantan guru sekolah negeri, pegawai pemerintah, dan tentara akan menerima setengah uang pensiun masa depan mantan suami mereka. (win/win)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER