Benarkah Masturbasi Setiap Hari Bisa Habiskan Sperma?

Windratie | CNN Indonesia
Sabtu, 21 Nov 2015 02:20 WIB
Ada keyakinan di masyarakat mengatakan, laki-laki yang melakukan masturbasi setiap hari akan kehabisan sperma.
Ilustrasi pria (lofilolo/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ada keyakinan di masyarakat mengatakan, laki-laki yang melakukan masturbasi setiap hari akan kehabisan sperma. Namun, pendapat yang tidak didasarkan sebuah studi ilmiah dapat menyesatkan masyarakat. Secara tegas dokter spesialis andrologi Nugroho Setiawan mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar.

“Tidak mungkin, karena laki-laki setiap saat dan setiap detik dia membuat sperma,” kata Nugrono dalam acara dialog media bertajuk SMILE (Seputar Masalah Intim Laki-Laki), di DoubleTree Hotel, Jakarta, belum lama ini.

Namun, Nugroho mengatakan bahwa proses pembuatan sperma dari spermatogonia menjadi spermatozoa memakan waktu yang lama, yakni 72 sampai 74 hari. “Kalau hari ini seseorang melakukan masturbasi atau melakukan hubungan seksual, itu adalah produk sperma 72 hari yang lalu.”

Jadi, menurut Nugroho, pengobatan sperma itu mudah karena setiap saat sperma dibuat, hanya menunggunya saja yang lama. “Asal bahan sperma yang dibuat cukup, pabriknya dibuat nyaman, temperaturnya tetap, maka tunggu saja dua setengah bulan sampai tiga bulan kemudian. Harapannya spermatogenesisnya menjadi baik.”

Ketika seseorang mengalami hipogodisme atau sindrom defisiensi testosteron dia akan mengalami gejala seperti penurunan libido dan disfungsi ereksi. Tidak sedikit laki-laki yang mengambil jalan pintas dengan memakai obat kuat.

Psikolog klinis dewasa Tara de Thouars mengatakan bahwa obat kuat tidak akan memutuskan masalah. “Karena ada enggak laki-laki yang mengaku memakai obat kuat kepada pasangan, pasti enggak.”

Menurutnya, obat kuat secara psikis bisa jadi membuat perfoma seksual baik, tapi secara mental bisa membuatnya tidak percaya diri. “Mengapa karena laki-laki berpikir ketika dia pakai obat kuat berarti dia enggak kuat, berarti lemah. Obat kuat secara psikologis membuat laki-laki secara mental feeling down juga.”

Lebih lanjut Nugroho mengatakan, sebaiknya jangan pernah mengambil jalan pintas mengkonsumsi obat kuat bila mengalami hipogonadisme dan gejalanya seperti disfungsi ereksi. “Kita harus tahu akar permasalahannya sehingga pengobatan dapat efektis dan kualitas hidup dapat diperbaiki.”

Nugroho juga menjelaskan tentang ritme harian produksi testosteron. Dia menjelaskan bahwa testosteron pada laki-laki tidak menetap sepanjang hari.

“Tengah malam jam 12 dia mulai naik, di pagi hari tinggi, sudah mulai jam 12 siang sudah mulai turun.”

Jadi, waktu terbaik untuk memeriksa kadar testosteron adalah sebelum jam 11 pagi. “Karena jika diperiksa (testosteron) siang jam 2 pasti rendah. Semuda-mudanya orang kalau diperiksa jam empat sore pasti rendah."

Menurutnya, laki-laki sehat akan mengalami ereksi spontan di pagi hari. Kalau sudah mulai tidak terjadi itu mungkin adalah gejala berkurangnya testosteron. Ereksi spontan disebabkan karena testosteron tinggi dan kandung kemih penuh.

(win/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER