Apa Beda Sirup Jagung dan Gula?

utw | CNN Indonesia
Kamis, 03 Des 2015 07:00 WIB
Mana yang lebih sehat gula dari sirup jagung atau gula dari tebu? Uniknya di Amerika Serikat, perkara ini sampai ke ranah hukum.
Ilustrasi gula. (Hebi65/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rasanya di lidah sama-sama manis. Namun sirup jagung dan gula jelas berbeda. Setidaknya para ilmuwan masih berdebat tentang perbedaan efek kesehatan manusia dari kadar tinggi fruktosa pada sirup jagung dibanding pada gula.

Isu ini bahkan sempat merambat jadi kasus hukum.   

Seorang pengacara yang mewakili perusahaan gula mengatakan di pengadilan awal bulan ini, bahwa sirup jagung tak bisa dibandingkan dengan gula.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu pengacara lain yang mewakili sirup jagung  mengatakan bahwa produk yang diwakilinya dan gula punya kadar kalori yang setara. Keduanya juga diklaim punya efek yang sama terhadap tubuh seperti dikutip Huffington Post.

Masing-masing pihak menggugat pihak lainnya. Akar gugatan ini berawal ketika produsen penyulingan gula dibuat pada 2011. Mereka kemudian juga menggugat kelompok produsen sirup jagung dan mengatakan klaim kelompok yang menyebut bahwa fruktosa berkadar tinggi pada  sirup jagung (HFCS) sebagai “gula jagung” dan “alami” dalam kampanye mereka sangat tidak tepat.   

Pada tahun 2012, Badan Administrasi Obat dan Makanan Amerika (FDA) menyebutkan bahwa sirup jagung tak bisa disebut sebagai gula.
 
Dalam sidang terbaru produsen gula menuntut $1,1 milyar  atau  Rp151 triliun dari penyulingan jagung sebagai kompensasi dari kerugian yang mereka derita karena kampanye sirup jagung sebelumnya.

Namun sebaliknya penyulingan jagung juga menuntut $530 juta atau Rp7,3 miliar sebagai gugatan balik. Mereka menyebut sirup jagung dari sudut nutrisi sama dengan gula, yang secara ilmiah dikenal dengan nama sukrosa.

Para ahli kesehatan mengatakan tak ada satupun dari keduanya yang secara khusus lebih sehat buat manusia. “Mungkin ada sedikit perbedaan antara HFCS dan sukrosa pada bagaimana caranya mempengaruhi tubuh,” kata Kimber Stanhope, rekanan peneliti dari ilmu molukuler di University of California.

Penelitian Stanhope sebelumnya fokus pada studi klinis tentang efek diet pada perkembangan penyakit metabolisme.

Gula dan HFCS secara konsisten mengandung dua molekul sederhana yang sama: fruktosa dan glukosa. Namun pada gula, molekul glukosa dan fruktosa saling berhimpitan satu sama lain, sementara pada HFSC tidak, kata Stanhope. HFSC berisi campuran dari kedua jenis molekul itu.   

“Karena HFSC berisi glukosa dan fruktosa yang tidak saling terikat, substansi ini bisa berpindah dari pencernaan ke pembuluh gula lebih cepat dibanding gula,” kata Stanhope. "Dengan sukrosa (penyerapan ke pembuluh darah) mungkin lebih lambat."

Perbedaan lain dari sukrosa adalah karena terbuat dari 50 persen glukosa dan 50 persen fruktosa. Sementara HFCS terdiri dari 45 persen glukosa dan 55 persen fruktosa.  

(utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER