Jakarta, CNN Indonesia -- Penyajian makanan dengan cara dibakar bukan menjadi hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Di restoran-restoran besar sampai warung pinggir jalan, menu ayam bakar, ikan bakar dan makanan laut lainnya, sampai daging bakar yang disebut sate, semua mudah ditemui.
Tapi, sangat jarang menemukan restoran yang sekaligus menjual ketiga jenis makanan tersebut. Di salah satu sudut di lantai lima Plaza Indonesia, Anda bisa menemukan aneka makanan yang disajikan dengan cara dibakar, di satu tempat.
Cita rasa makanannya pun tidak hanya dari Indonesia saja. Ada menu bakar atau grill yang memiliki cita rasa Asia bahkan Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dilihat dari luar, mungkin kebanyakan orang mengira restoran ini hanya menyajikan makanan khas barat dan
fine dining. Tak heran memang, apalagi desain interior yang dipilih memang bernuansa
sophisticated dan
stylish dengan warna cokelat dan emas yang mendominasi.
Tapi, begitu melihat menunya, ternyata jauh berbeda. Restoran ini juga menyajikan menu khas Indonesia, Korea, serta Jepang.
Salah satu yang paling spesial dan banyak disukai adalah
Grilled Chicken Wings dengan bumbu kecap.
Chicken wings yang sebenarnya merupakan makanan khas Amerika Serikat ini, disajikan dengan bumbu kecap asli Indonesia. Ini seperti sebuah menu persilangan antarnegara.
Pembuatnya, Chef Nugraha Teguh Ginting, mengatakan sebelum dibakar, sayap ayam yang ia buat dimarinasi terlebih dahulu dengan rempah khas Indonesia seperti bawang merah, bawang putih, jahe, dan cabe rawit selama satu jam. Setelah itu baru dibakar dengan menggunakan arang kayu. Sayap ayam tersebut kemudian disajikan dengan minyak cabai.
Hasilnya, sayap ayam terasa gurih dengan dominan manis dan bumbunya meresap dengan baik. Dagingnya yang masih
juicy juga cocok sekali dipadukan dengan minyak cabai untuk menambah sedikit sensasi pedasnya.
Menu bakar lainnya yang tak kalah menggugah selera adalah Ikan Bakar Bali. Satu ekor ikan bawal putih yang sudah dibakar dengan bumbu lengkap khas Indonesia, disajikan dengan tiga sambal berbeda, yaitu sambal terasi, sambal matah, dan sambal kecap.
Kulit ikan yang sedikit garing namun tetap kenyal dengan bumbunya yang gurih manis, dengan daging yang lembut cocok disantap dengan ketiga saus yang sudah disajikan.
Tingkat kematangan dari ikannya juga pas. Tidak terlalu gosong dan matang sehingga dagingnya tidak keras.
Berbeda dengan ayam dan ikan yang disajikan dengan bumbu Indonesia, makanan laut yang dibakar disajikan di dalam salad. Namanya, Seafood Salad.
"Seafoodnya setelah dibakar, dicampur dengan gaya
western, brown butter yang dipanaskan sampai agak coklat baru disiramkan ke seafood," kata Chef Teguh.
Penyajiannya dilengkapi dengan daun ketumbar, mangga muda, dan sohun yang disiram saus ciptaan Chef Teguh sendiri dengan campuran dasar kecap Jepang dan kecap Korea.
Rasa gurih dari udang,
scallop, serta cumi bakar berpadu dengan segarnya daun ketumbar serta mangga muda yang asam ditambah dengan saus yang sedikit manis membaur menjadi satu di dalam piring.
Puas mencicipi ayam, ikan, dan makanan laut lainnya, tiba saatnya mencoba menu unggulan di The House of Grill, yaitu The Porterhouse. Menu ini terdiri dari daging steak T-Bone berukuran 850 gram. Daging yang digunakan merupakan black angus premium dari Australia.
Chef Teguh mengatakan bagian T-Bone punya keunggulan sendiri jika dijadikan steak. Sebab, dalam satu steak bisa mendapatkan dua macam daging yaitu sirloin dan tenderloin.
Setelah diolesi bumbu khusus, daging T-Bone dipanggang kurang lebih empat menit. Setelah dipanggang, T-Bone dipanaskan dengan bumbu khusus yang dilelehkan hingga medium.
T-Bone disajikan dengan
baby bean yang renyah dan gurih serta
potato wedges gurih yang garing diluar dan lembut di dalam. Tidak lupa, T-Bone bakar juga disajikan dengan saus jamur yang ditempatkan terpisah.
Uniknya, T-Bone bakar tersebut disajikan di atas piring yang super panas. Temperaturnya mencapai 200 derajat celcius. Hal ini bertujuan untuk menjaga steak tetap pada kematangan dan suhu yang tepat selama dihidangkan.
Daging yang dimasak secara medium terasa gurih dan
juicy di mulut. Tidak hanya dari bumbu, rasa gurih itu juga berasal dari lemak-lemak yang masih menempel pada daging.
Selain menu bakar yang disajikan oleh chef dari dapur, Anda juga bisa mencicipi membuat menu bakar favorit Anda sendiri. The House of Grilled juga menyediakan tempat bagi Anda yang ingin melakukan
self grill.
Anda bisa memilih daging yang Anda sukai, mulai lidah, rib-eye, sirloin, tenderloin, wagyu, atau daging termahal dari Jepang, matsusaka, untuk dibakar sendiri di atas tungku yang sudah berisi arang. Tungku ini ada di setiap meja di ruang khusus.
Bumbunya juga bisa dipilih. Ada
soy sauce, bulgogi, tauco, barbeque, dan berbagai bumbu lainnya. Satu set menu
self grill juga dilengkapi dengan wortel, jamur, bawang bombay, sayur, tamago, sampai kimchi.
The House of Grill juga menawarkan pendamping sajian steak berupa
red wine. Ada bar khusus yang menyediakan wine dari sembilan negara. Wine yang disediakan juga merupakan wine yang mempunyai best rating pilihan Robert Parker, seorang
wine critic yang menjadi acuan untuk wine di dunia.
Untuk harga yang ditawarkan, kisarannya pun cukup lebar. Dari Rp45 ribu sampai Rp3,5 juta untuk jenis makanan. Sementara untuk wine, harganya tergantung jenis wine yang Anda pilih.
(chs/chs)