Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi perempuan, mengoleskan pelembab sudah menjadi rutinitas sebelum memulai aktivitas di luar rumah. Pelembab dipercaya dapat menjaga kelembapan kulit sepanjang hari meski terkena terpaan matahari sekalipun.
Tapi, tahukah Anda bahwa pelembab malah bisa menyebabkan kulit menjadi lebih kering dan bahkan terlihat lebih tua?
Data dari perusahaan perawatan kulit, La Roche-Posat, menyebutkan sebanyak 70 persen perempuan dewasa mengeluh memiliki kulit yang kering dan sensitif. Tidak sedikit juga yang mengalami bintik hitam pada kulitnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para dermatologis mengatakan hal itu bukanlah kebetulan belaka. Dermatologis kosmetik dokter Rachael Eckel mengatakan pelembab menyebabkan sel kulit mati, kering, berjerawat, pori-pori membesar dan membuat kulit menjadi sensitif.
Sejatinya, menurut Eckel, hanya 15 persen orang yang benar-benar membutuhkan pelembab.
Ke-15 persen orang itu adalah mereka yang mempunyai kulit kering karena sifat genetik.
Eckel menjelaskan mereka cenderung punya pori-pori yang terlihat dan mempunyai kulit tubuh yang kering dengan kondisi seperti eksim.
"Dan sisanya, memiliki kulit yang normal yang sebenarnya tidak membutuhkan pelembab," kata Eckel dikutip dari
Daily Mail.Pelembab biasanya mengandung campuran air dan zat yang dapat melembutkan, seperti mineral dan minyak dari tumbuhan. Kandungan ini menghentikan air menguap atau berevaporasi dari kulit.
Ada juga humectant yang akan membawa air dari lapisan bawah kulit ke permukaan. Bahan tersebut membuat kulit lebih lembab dan mencegah gatal serta menjaganya agar tetap kenyal.
Dokter Eckel menjelaskan, yang membuat kulit bersinar dan terasa lembab adalah air.
Air disimpan pada lapisan kulit yang paling bawah, di tempat yang strukturnya seperti busa bernama
glycosaminoglycans (
GAGs).
Air tersebut dikunci di bawah lapisan kulit. Sementara itu, lapisan kulit paling atas seperti tembok bata, dengan lemak dan protein sebagai lapisannya, menjaga semua tetap pada tempatnya dan sel terdehidrasi.
"Lapisan kulit teratas juga memproduksi pelembab alami (
NMFs) yang sangat penting yang disebut asam amino, urea, dan asam laktat, yang menjaga kulit kenyal, menjaga dari sinar UV, serta mengatur pengelupasan kulit secara alami," kata dokter Eckel.
Jika permukaan kulit dilapisi oleh pelembab, ia akan mengirim sinyal kepada sel-sel untuk menghentikan produksi pelembab alami dan menganggu lapisan kulit penyimpan air.
Akhirnya lapisan epidermis mengerut dan menipis, dan garis-garis pada kulit pun mulai muncul.
Eckel juga menambahkan, pelembab akan menjaga sel kulit mati tetap berada di atas permukaan kulit. Dan sumbatan minyak pada pori-pori akhirnya menyebabkan jerawat dan rosacea, sebuah kondisi yang menyebabkan noda pada kulit, kulit yang tidak rata, dan warna merah pada kulit.
Pelembab yang mengandung banyak minyak juga dapat menyebabkan hilangnya oksigen pada kulit, sebuah kondisi yang disukai bakteri penyebab jerawat.
Kondisi ini juga yang membuat bakteri baik yang menjaga kesehatan kulit mati.
(ard)