Jakarta, CNN Indonesia -- Dengan biaya seharga US$200 atau sekitar Rp2,7 juta per malam, tamu hotel di Swisss biasanya akan disuguhi indahnya pemandangan pegunungan Alpen atau salah satu danau tersohor di Swiss. Namun, tidak demikian halnya dengan tamu di Hotel La Claustra yang menginap di kamar tanpa pemandangan apapun.
Hotel dengan 17 kamar tersebut terkubur di jajaran pegunungan Gotthard. Hotel ini berdinding cekungan gua besar serta interior yang didesain minimalis. Para tamu akan melewatkan beberapa malam di sebuah bekas bunker tentara.
Dilaporkan oleh Reuters, pintu masuk dari bata yang suram hanya berdekorasi bendera Swiss. Di dalamnya, sebuah restoran, kamar tanpa jendela dan ruang duduk hotel, semuanya dikelilingi oleh batu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
La Claustra sebetulnya adalah bagian dari tren yang sedang populer di Swiss. Mendaur ulang bekas bunker yang awalnya berfungsi sebagai alat bela negara dari serangan invasi asing.
Saat ini berbagai tempat di Swiss tengah menjalani 'daur ulang'. Dari gedung pusat data menjadi museum, dari perkebunan jamur menjadi pabrik keju, bisnis mulai menata ulang bekas-bekas peninggalan.
“Nilai jual kami adalah merek Swiss dan keamanan fisik bunker ini,” kata Frank Harzheim, managing direktur di pusat data Deltalis yang bertempat di sebuah bunker yang dulunya adalah tempat perlindungan sekitar 1500 tentara.
Selama Perang Dunia Kedua, Swiss memiliki jaringan sekitar 8000 bunker dan tempat perlindungan militer. Karena tingginya biaya pemeliharaan dan ancaman invasi, sejak kurun 1900 tentara Swiss telah menyerahkan kepada bagian unit properti untuk menurunkan jumlahnya.
Sebagian besar bunker kini telah dibeli, ditutup, atau disimpan untuk pelestarian sejarah. Selama perang dingin, kekhawatiran pun beralih pada serangan nuklir. Swiss menggenjot pengeluaran militer, banyak rumah diminta agar dilengkapi dengan tempat penampungan bom.
Dan sekarang, seperti halnya bunker, sudah ada fungsi baru untuk tempat penampungan bom juga. Sebagian besar tempat penampungan bom digunakan untuk menyimpan pernak-pernik keluarga dan koleksi anggur.
(win/win)