Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu pekan mode terbesar di Indonesia, Indonesia Fashion Week (IFW) sudah dipastikan akan berlangsung beberapa bulan ke depan. Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) selaku pelaksana, menjamin IFW ke-lima tahun ini akan menerima berbagai kalangan dunia mode.
"Untuk
fashion show, ini terbuka buat siapa saja. Entah itu APPMI, IPMI, IFC, atau yang mewakili korporat ataupun pribadi, siapa saja yang mau. Pokoknya yang merasa cinta Indonesia, cinta
fashion Indonesia, makanya kami buka semua kesempatan," kata Musa Widyatmojo, ketua Acara IFW 2016, ketika ditemui
CNNIndonesia.com setelah acara
gathering APPMI di SCBD, Jakarta Pusat, Selasa (12/1). "Ini bukan hanya urusan
fashion-nya APPMI, atau Indonesia Fashion Week, tapi ini urusannya semua pihak.”
Sementara, soal seleksi desainer yang
manggung di perhelatan IFW nanti, Musa mengatakan tetap ada tim kurasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan untuk
fashion show memang banyak tim kurasinya, banyak tim bawelnya, semuanya dikurasi. Tapi kami pun terbuka terhadap semua pihak, ini yang kami sebut
fashion democracy," lanjut Musa.
Indonesia Fashion Week merupakan pagelaran mode tahunan yang diselenggarakan oleh APPMI. Tahun ini merupakan tahun ke-lima IFW dilaksanakan, dan mengambil waktu pada 10-13 Maret 2016 di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat.
 Musa Widyatmojo, desainer sekaligus salah satu pendiri Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). (CNN Indonesia/Endro Priherdityo) |
IFW 2016 sebelumnya sempat mendapat embusan isu terancam batal dilaksanakan karena hengkangnya pengurus IFW empat periode sekaligus Ketua APPMI Ali Charisma, beberapa waktu lalu. Bukan hanya Ali yang hengkang dari rumah pengusaha mode terbesar Indonesia itu, namun bersama enam desainer lain yang sekaligus penggiat IFW.
Setelah hengkangnya Ali dan kawan-kawan, pendiri APPMI Poppy Dharsono bersama Musa lantas mengambil alih kepengurusan organisasi dan menyatakan akan tetap melaksanakan IFW 2016. Poppy dan Musa pun menjamin IFW yang baru menjadi sebuah bentuk pembaruan dari manajemen IFW yang selama ini dijalankan.
Sementara, Ali Charisma dan kawan-kawan mendirikan Indonesia Fashion Chamber (IFC) sebagai wadah mereka yang baru.
Meski sempat diguncang prahara, namun Musa dan APPMI membuktikan bahwa IFW tinggal menunggu pelaksanaan. Setelah berbagai program pelatihan manajemen
event untuk para pengurus IFW yang baru, kini pagelaran mode itu hampir siap untuk dilaksanakan dengan mengambil tema
Reflection of Cultures.
"Semua
booth sudah habis terjual, jadi kasarnya IFW sudah aman," kata Poppy Dharsono, Presidium APPMI, di tempat yang sama.
"Kami ingin kekayaan warisan budaya bisa mencerminkan bahwa Indonesia memiliki budaya yang beragam, asimilasinya kuat, bineka, budaya itu juga bukan harus kuno atau etnik bisa menjadi lebih ringan dan
fashionable serta dapat dikenakan siapa pun, baju apa pun," kata Musa. "Kalau berbicara tentang
fashion Indonesia, ya
fashion dan
culture," lanjutnya.
Musa menilai bahwa kerajinan tangan masih menjadi unggulan Indonesia. Hal inilah yang diyakini Musa dapat menjadi peluang mewujudkan cita-cita APPMI menjadikan Indonesia sebagai pusat mode dunia berbasis kerajinan tangan, serta pusat busana muslim dunia.
Dalam IFW 2016 kali ini, Musa pun menjamin akan lebih heboh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Selain seutuhnya dilaksanakan dengan pengurus yang baru, juga akan ada banyak kejutan-kejutan yang sudah disiapkan.
Salah satunya melalui keberadaan divisi
Celebrity Fashion Brand, yang menangani label ataupun wadah bisnis mode milik selebriti. Hal ini karena semakin maraknya para artis yang berjualan di ranah mode, seperti Shireen dan Zaskia Sungkar, serta Luna Maya.
"Kami mengundang selebriti yang memang konstisten dan komitmen dalam usaha mode, bukan hanya iseng-iseng berhadiah, dan mereka senang begitu ditawari. Kami belum dapat memberitahukan nama-namanya," kata Musa.
"Tahun ini juga banyak desainer-desainer muda dan daerah, ada yang melakukan parade, ada yang show tunggal, ada yang karakternya beda, ada yang young, ada yang etnik, pokoknya lengkap,” katanya.
(les)