Lima Bar Legendaris Jakarta yang Tergerus Masa

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Senin, 25 Jan 2016 08:56 WIB
Jakarta seperti kota yang tak pernah mati. Saat malam telah menjelang, masih ada tempat hiburan yang memanjakan. Namun kini sebagian "tutup usia."
Ilustrasi bar. (REUTERS/Darren Whiteside)

Dahulu, sekitar tahun 1970-an, kawasan Kemang masih sangat sepi. Menurut situs web National Geographic Indonesia, Bob Sadino termasuk generasi pertama yang punya lahan di sana dan membuka bisnis kulinernya.

Usaha Bob menarik bukan hanya warga lokal, tetapi juga asing. Kemang pun hingga kini menjadi tempat favorit ekspatriat untuk tinggal. Rumah-rumah mewah, kafe-kafe mahal, menjamur di kawasan itu.

Salah satu pelopornya adalah Jimbani Cafe & Gallery. Ia berdiri sejak 1995. Ada live music yang dimainkan untuk menghibur pengunjungnya pada hampir setiap malam. Pencinta kuliner Bali dan Barat akan menyukainya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibangun dengan konsep khas Pulau Dewata, Jimbani menyediakan menu internasional elegan sekaligus tradisional yang mewah.

Kapasitas pengunjungnya mencapai seribu orang. Harga makanannya mulai Rp100 ribu. Selain kafe, Jimbani juga punya bar. Tempat itu buka sampai pukul 01.30 pada hari biasa dan sampai 02.00 dini hari setiap malam Minggu.

Sayangnya, kafe yang disukai masyarakat lokal sampai ekspatriat itu kini telah tutup. Lokasinya di Kemang Raya 85 kini hanya menjadi galeri seni semata.


HALAMAN:
1 2 3 4 5 6
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER