Jakarta, CNN Indonesia -- Pernahkah Anda berpikir bahwa usaha Anda untuk melewati hari-hari berat—saat banyak deadline, ujian, atau karena banyaknya tamu yang berlibur ke rumah Anda—hanya akan membuat Anda sakit setelahnya?
Hal tersebut bukanlah kebetulan, melainkan sebuah fenomena yang sering disebut dengan
the let-down effect. Itu adalah sebuah pola di mana seseorang akan mendapatkan penyakit usai berakhirnya stres, bukan saat mengalami stres. Dengan kata lain, penyakit justru akan muncul saat stres mulai hilang.
Hal tersebut dijelaskan psikolog Marc Schoen, asisten profesor kedokteran klinis di Univesitas California, Los Angeles, sekaligus penulis 'When Relaxation Is Hazardous to Your Health'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti telah mengaitkan
the let-down effect tadi dengan meningkatnya ‘serangan’ penyakit. Sebuah studi menguak bahwa orang-orang lebih banyak yang mengalami kepanikan saat akhir pekan. Bahkan, pada 2015 lalu di Taiwan, lebih banyak pasien dengan tukak lambung pergi ke ruang gawat darurat pada hari libur atau Minggu, dibanding hari biasanya.
Kemudian, dalam sebuah studi tahun 2014, peneliti dari Albert Einstein College of Medicine di New York melacak gejala penderita migrain dan pola stres dalam buku harian elektronik mereka selama tiga bulan. Ternyata tingkat stres mereka tidak memengaruhi terjadinya migrain, tetapi penurunan stres yang mereka rasakan dari satu malam ke malam berikutnya lah yang dapat dikaitkan dengan peningkatan timbulnya migrain mereka selama 6 sampai 18 jam berikutnya. Itu adalah bukti nyata dari apa yang disebut peneliti dengan “let-down headache”.
“Efek let-down juga bisa terjadi dengan didukung penyakit asma, penyakit autoimun (seperti lupus), masalah pencernaan dan penyakit yang berhubungan dengan kondisi kulit (seperti eksim dan psoriasis),” kata Schoen.
Sebenarnya, sudah lama diketahui bahwa stres dapat menyebabkan timbulnya suatu penyakit, tetapi baru belakangan ini muncul bukti bahwa beberapa orang memang cenderung sakit setelah periode stres mereka berakhir.
Untuk memahami bagaimana dan mengapa hal ini bisa terjadi, para peneliti berusaha mencari tahu bagaimana stres dapat memengaruhi tubuh.
Selama stres akut, tubuh manusia akan melepaskan hormon kunci—termasuk glukokortikoid, katekolamin, dan adrenalin.
“Dalam proses ini glukokortikoid dapat mengaktifkan infeksi virus laten yang dapat memicu kelelahan, demam, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar, yang mana gejalanya akan terlihat jelas setelah beberapa hari," jelas ahli syaraf perilaku Leah Pyter, asisten profesor psikiatri di The Ohio State University Medical Center di Columbus, seperti dilansir
Huffington Post.
Itu sebabnya gejala-gejala sakit dapat muncul setelah stres hilang, misalnya saat akhir pekan, liburan, atau setelah masa ujian.
Di samping itu, saat Anda sedang di bawah tekanan, kenaikan kortisol dan hormon stres lainnya dapat melindungi Anda terhadap persepsi sakit, yang mana dapat membantu Anda mencapai keselamatan dalam situasi berbahaya tanpa terhalang oleh rasa sakit.
"Setelah periode stres berlalu, tubuh kembali ke keadaan normal dan banyak sistem yang sebelumnya diaktifkan akan menjadi tenang," kata psikolog Dawn Buse, direktur kedokteran perilaku di Montefiore Headache Center dan profesor neurologi di Albert Einstein College of Medicine.
"Ini termasuk penurunan kortisol serta hormon stres lainnya yang bisa menyebabkan migrain," tambahnya.
Demikian pula, bahwa penurunan kortisol pasca-stres bisa memicu ‘serangan’ lainnya dari penyakit menahun, seperti fibromyalgia dan artritis.
“Setelah stres selesai, sistem kekebalan tubuh akan menurun dan akan terjadi suatu penekanan respon imun sebagai reaksi untuk pelonggaran stres,” jelas Schoen.
Salah satu cara terbaik untuk menghindari efek let-down adalah dengan memperbanyak olahraga, istirahat, makan makanan bernutrisi, bermeditasi, dan melakukan relaksasi dengan cara lainnya.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan hal-hal yang lebih menantang untuk tubuh Anda, seperti jogging atau berjalan naik-turun di tangga selama lima atau enam menit, bermain teka-teki silang, catur, atau hal lain yang akan membuat Anda merasa lebih baik setelah stres.
(les/les)