Kawin Lari yang Dinanti

Silvia Galikano | CNN Indonesia
Minggu, 14 Feb 2016 21:52 WIB
Tak seperti roman picisan, kawin lari Suku Sasak, Lombok, bukan karena tak direstui orang tua dan justru disarankan. Bagaimana ceritanya?
Ilustrasi. (Thinkstock/Goran Bogicevic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat, memiliki cara unik untuk urusan percintaan. Mereka umumnya menikah dengan keluarga dekat dan terjadi lewat proses kawin lari atau memari’.

Ya, kawin lari bukan sesuatu yang negatif di Lombok, sebaliknya, malah ditunggu-tunggu. Dan, tak seperti roman picisan, kawin lari di sini bukan karena tak direstui orang tua. Bagaimana ceritanya?

Jika pasangan kekasih sudah saling cocok dan siap berumah tangga, si laki-laki akan menculik kekasihnya dan ditempatkan di rumah keluarga laki-laki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keesokan harinya, keluarga laki-laki mendatangi keluarga perempuan memberitahukan bahwa anak perempuan mereka sedang di rumah keluarga laki-laki. Dari sini proses berlanjut dengan tawar menawar mahar atau biaya perkawinan.

“Kalau langsung meminta tanpa menculik lebih dulu, keluarga perempuan bisa tersinggung. Kesannya anak mereka itu barang,” ujar Onca, pria Sasak yang jadi pemandu saat CNNIndonesia.com mengujungi Dusun Sade, beberapa waktu lalu.

Suku Sasak adalah penduduk asli Pulau Lombok yang sekarang sudah mencapai 15 generasi. Mereka tersebar di sembilan dusun di Pulau Lombok dengan dusun utama di Sade, Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Di Dusun Sade berdiri 150 rumah dari 150 kepala keluarga dengan jumlah penduduk lebih dari 700 jiwa.

Kembali ke soal kawin lari, laki-laki boleh meminta orang lain untuk menculik perempuan untuk diletakkan di rumah keluarga laki-laki dan ditemani keluarga laki-laki. Perempuan yang sudah dilarikan, disarankan keras agar dinikahi. Jika dikembalikan maka si laki-laki dianggap tak mampu menafkahi.

Jumlah mahar atau biaya adat dihitung dari jarak rumah perempuan dengan satuan yang unik, bukan kilometer, melainkan melewati berapa masjid atau berapa jembatan.

Jika pasangan ini tinggal sekampung maka cukup membayar mahar senilai Rp500 ribu, sedangkan jika perempuannya dari desa lain, biaya perkawinan bisa mencapai Rp40-50 juta. Itu pun setelah melalui tawar-menawar rumit serta melibatkan banyak pejabat desa, semisal kepala desa dan babinsa.

Mahar bukanlah berbentuk uang, melainkan sapi, kerbau, atau beras yang diwakili simbol tali dan karung. Tali melambangkan sapi/kerbau, karung simbol dari beras. Jadi jika yang diberikan dua untai tali berarti dua ekor kerbau, dua lembar karung maksudnya dua karung beras.

Mahar akan lebih besar lagi kalau yang menikah adalah pasangan beda kasta. Ada empat kasta di masyarakat Sasak, yakni raden (bagi laki-laki)/ lala (bagi perempuan), lalu/baiq, bapak, dan amaq.

Gelar raden disandang orang yang pernah berjasa pada kerajaan di Lombok. Lalu adalah pembantu raja atau seorang yang jadi pahlawan bagi raja.

Amaq adalah strata paling rendah masyarakat Sasak, dikenal juga dengan sebutan bangsa jajar karang (bangsa sejajar karang) yang jadi kasta rakyat kebanyakan. Sedangkan bapak adalah bangsa amaq yang sudah berhaji dan kembali ke Lombok.

Gelar raden dan lalu adalah gelar bangsawan yang diturunkan bapak ke anak, sedangkan gelar bapak tidak diturunkan.

Laki-laki Sasak boleh mengambil perempuan dari luar untuk dijadikan istri. Namun hal ini tak berlaku sebaliknya karena begitu perempuan Sasak menikah dengan orang luar Sasak, dianggap keluar, atau bahkan dibuang, dari masyarakat Sasak.

Hal unik lain perihal perkawinan di masyarakat Sasak adalah adanya aturan bagi laki-laki untuk memanjangkan rambut jika istrinya hamil. Ini untuk mengabarkan pada orang lain bahwa pria tersebut sudah beristri dan istrinya tengah mengandung anak mereka.

Laki-laki yang sudah menikah juga dilarang mengatakan “Tidak punya istri”, meskipun dalam nada bercanda, karena artinya sudah jatuh talak pada istrinya.

“Menurut adat, memang gampang-gampang susah laki-laki di sini dapat istri,” kata Onca. (les/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER