LIPUTAN KHUSUS

Yasco, Pasang Surut Biro Jodoh Lawas Ibukota

Abraham Utama | CNN Indonesia
Minggu, 14 Feb 2016 13:18 WIB
Di masa jayanya, Yayasan Scorpio atau Yasco adalah surga bagi para pencari cinta. Anggotanya bahkan mencapai 15 ribu orang kala itu.
Yayasan Scorpio, Biro Jodoh Paling Lawas di Ibukota. (CNN Indonesia/Abraham Utama)
Jakarta, CNN Indonesia -- “Yasco! Yasco!” Teriakan setiap kernet bus yang melintas di Jalan Pramuka, Jakarta Timur itu membekas di benak Wardi Taufiq, seorang lelaki asli Sumenep, Madura, yang bekerja sebagai tenaga ahli anggota DPR. 
 
Kini, Wardi mengelola Yasco –sebutan tenar untuk Yayasan Scorpio sebuah biro jodoh ternama di ibu kota. Ya, saking terkemukanya, mereka para kernet menyebutkan kata “Yasco” sebagai penanda titik perhentian angkutan.
 
Yayasan Scorpio berdiri sejak 11 Mei 1974. Yayasan itu merupakan biro jodoh tertua di Ibu Kota. Pada masa kejayaannya, 1980an, Yasco kerap menjadi buah bibir warga Jakarta.
 
Kisah soal Yasco diceritakan Wardi Taufiq kepada CNNIndonesia.com, Kamis lalu.  Wardi sekarang melanjutkan peninggalan pendirinya, Subky Hasbie, yang meninggal pada 2012.
 
"Meskipun saat itu sebagian orang beranggapan pemanfaatan jasa biro jodoh adalah hal tabu, Yasco dan segala aktivitasnya sungguh pernah mengambil peran,” kata Wardi yang juga menantu Hasbie.

Subky Hasbie (kiri), Pendiri Yayasan Scorpio. (Dokumen Pribadi Keluarga)
Menurut Wardi alasan berdirinya Yasco bermula dari keresahan  Hasbie atas maraknya pria dewasa mapan yang tidak kunjung menikah. Hasbie yang kala itu berkawan akrab dengan almarhum Idham Chalid, mantan Wakil Perdana Menteri, mengutarakan idenya membentuk biro jodoh.
 
Idham yang ketika itu menjabat Ketua DPR dan MPR,  menyambut ide Hasbie. 

“Hasbie dan Idham berhubungan dekat karena berasal dari  satu kampung halaman,” kata Wardi.  Keduanya berasal dari Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. 
 
Yasco pun didirikan setelah empat bulan pemerintah mengesahkan Undang-Undang Perkawinan. Hasbie memilih biro jodoh berbentuk yayasan, kata Wardi, karena sejak awal bermotivasi amal bukan mencari keuntungan.  Adapun nama Scorpio, diambil dari zodiak Hasbie.
 
Idham meminjamkan paviliun rumahnya di kawasan elit Jalan Ki Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat. Awalnya, kata Wardi, informasi mengenai  Yasco beredar  dari mulut ke mulut. Kemudian Yasco makin tenar dengan adanya iklan di media massa, salah satunya di Surat Kabar Mingguan Buana.
 
Dalam waktu singkat, Yasco disesaki antrean calon anggota. Para anggotanya berasal dari berbagai kalangan seperti politikus, artis, tentara dan polisi.
 
Setahun berkantor di paviliun Idham, Yasco pun membutuhkan kantor yang lebih luas.  Yasco pindah ke sekitar kompleks TNI Angkatan Darat, di kawasan Matraman, Jakarta Timur.
 
Tak lama kemudian Yasco pindah ke kantor baru yang lebih nyaman di Jalan Pramuka. Hasbie, kata Wardi, yang  mendesain kantor Yasco sehingga membuat betah para pencari jodoh.
 
Di kantor Pramuka inilah Yasco menuai kesuksesan. Di tempat itu, Hasbie rutin menggelar acara bertajuk ‘Temu Jodoh’ setiap bulan.  “Secara rutin ada ratusan anggota yang mengikuti agenda kopi darat,” kata Wardi.
 
Penyiar Televisi Republik Indonesia pada dekade 1980-an, Unun Sugianto, pernah menyaksikan kejayaan Yasco.  "Cuma satu kali ikut kegiatan, saya pun tak tahu berapa nomor anggota saya,” kata Unun ditemui CNNIndonesia di rumahnya, Kamis (11/2).
 
Salah satu anggota Yasco yang berhasil menemukan jodohnya adalah Bambang Riyanto (73). “Saya tertarik bergabung karena Yasco menjadi bahan perbincangan di mana-mana,” kata Bambang. Dia bergabung ketika Yasco berdiri satu tahun dan usianya masih 31 tahun.
 
Bambang menemukan tautan hatinya, Adriana, saat sedang berkunjung ke kantor Yasco di Matraman, pada bulan November 1976. Empat bulan kemudian, Bambang melamar Adriana dan mereka menikah pada Maret 1977.
 
Pernikahan Bambang dan Adriana berlangsung selama 25 tahun. Keduanya diberkahi dua anak, lelaki dan perempuan. Maut yang memisahkan mereka, Adriana menghembuskan nafas terakhirnya pada 13 Oktober 2002 karena kanker usus.
 
Bukah hanya Bambang yang merasakan kebahagiaan lewat perantara Yasco. Menurut Wardi, selama Yasco berdiri jumlah anggota yang tercatat sebanyak 10 ribu perempuan dan 5 ribu pria. Namun, para anggota ini mendaftar ketika masa jaya Yasco.
 
Sejak muncul biro jodoh daring awal tahun 2000, keberadaan Yasco tergerus. Bahkan Yasco hampir tutup buku ketika Hasbie meninggal. Sekarang Wardi dibantu dengan Bambang berupaya membuat Yasco tetap eksis, meski dengan tenaga dan modal pas-pasan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(yul/yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER