LIPUTAN KHUSUS

Hari Valentine di Mata Pria: Benci Tapi Rindu?

Endro Priherdityo & Fadli Adzani | CNN Indonesia
Minggu, 14 Feb 2016 16:15 WIB
Di satu sisi, hari Valentine adalah kesempatan untuk menunjukkan perhatian. Di sisi lain, perayaan ini membikin tertekan.
Ilustrasi pasangan (CNN Indonesia Getty Images/Thinkstock/DragonImages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi pria kebanyakan, hari Valentine dirasakan seperti benci tapi rindu. Setidaknya demikian dinyatakan oleh majalah online  Women’s Health dalam sebuah ulasan yang dimuat beberapa waktu lalu.

Dinyatakan, di satu sisi, hari Valentine adalah kesempatan untuk menunjukkan perhatian lebih sekaligus mengumbar hadiah—biasanya berupa cokelat atau bunga—atau kadang berpesta.

Di sisi lain, tak sedikit pria merasa tertekan menghadapi hari Valentine, seolah terbawa arus yang kadung membudaya di masyarakat. Padahal masih banyak alternatif kegiatan yang lebih seru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenyataannya, 14 Februari diluangkan untuk merayakan cinta secara khusus, karena sehari-hari mungkin para pacar, tunangan, suami dan anak laki-laki kurang perhatian terhadap kaum hawa.

Walaupun sebetulnya perayaan hari Valentine kadang tak seberapa spesial. Cukup meluangkan waktu bersama orang terkasih, sembari menyantap hidangan lezat atau memberikan hadiah kejutan.

Lalu, bagaimana sesungguhnya Hari Valentine di mata pria? CNN Indonesia.com merangkum pendapat dari beberapa pria yang agaknya semakin menegaskan rasa benci tapi rindu terhadap Valentine.

"Menurut saya, hari Valentine itu tidak penting,” kata Naher Bagarib, mahasiswa tingkat akhir sebuah kampus di Jakarta, saat ditemui CNN Indonesia.com di Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (10/2).

Lebih jauh, Naher menyampaikan alasannya, “Kalau kita memang memiliki kasih sayang untuk seseorang, kita bisa mencintai mereka setiap hari, enggak perlu menunggu hari Valentine.”

Naher yang sudah memiliki pacar dan menjalin hubungan selama empat tahun itu mengaku tidak akan merayakan Valentine, apalagi memberikan bunga atau cokelat kepada pacarnya.

"Kasih sayang itu tidak perlu dirayakan dalam satu hari, setiap hari juga dirayakan,” kata Naher. Agaknya pendapat Naher ada benarnya juga. Muhammad Ichsan Permana pun beranggapan sama.

Mahasiswa desain grafis sebuah kampus di Jakarta ini mengatakan, banyak orang telah melupakan esensi Valentine. Hari kasih sayang, menurutnya, tak semata dominasi mereka yang berpasangan.

"Hari Valentina tidak cuma dirayakan bersama pacar saja, kan? Orang-orang sudah lupa sih, kasih sayang itu kan enggak cuma buat pacar saja," paparnya dengan mimik muka serius.

Hal senada juga disampaikan Arif Wibowo, "Setiap hari adalah hari kasih sayang.” Begitu juga Nizar Sugiarto, "Cinta di utarakan setiap hari pun bisa, karena cinta kepada siapa pun tidak memandang waktu.”

Walaupun kebanyakan pria seringkali menolak untuk merayakan Valentine, tetap saja jika "dipaksa" oleh sang kekasih, hati mereka akan meleleh. Mau tak mau tetap dirayakan juga.

Ichsan pun melanjutkan, jika ia memiliki pacar atau seseorang yang ia cintai dengan sepenuh hati, ia terpaksa akan merayakan Hari Valentine demi membahagiakan sang kekasih.

"Kalau memang gue punya seseorang yang gue cintai banget, gue bakal rayakan Valentine dengan dia. Gue bakal ngasih cokelat, ya standar-standar saja," tambahnya.

Sama dengan Ichsan, Kevin Nuralim, pengusaha muda bidang transportasi truk, mengaku bakal rela bersikap romantis kepada pacar di Hari Valentine. Lagipula toh tak ada salahnya.

“Enggak ada salahnya kita ngerayain Valentine dengan cara yang spesial. Ya, memang hari itu biasa-biasa saja, tapi enggak ada salahnya kalau hari itu mau dibuat spesial dengan pacar.”

"Demi menyenangkan pacar, ya gue sih mau merayakan Valentine,” ia menambahkan dengan sungguh-sungguh. “Siapa tahu dengan begitu hubungan lu bisa lebih baik setelahnya."

Lain lagi jawaban Arif saat ditanya soal kado Valentine, seperti cokelat. Dengan ekspresi datar dan cuek, ia menyatakan, "Ya kalau dikasih, bilang terima kasih, dan dimakan saja.”

Bagi Arif maupun Nizar, romantisme bukan semata diukur dari seringnya jalan bersama, ucapan cinta yang membanjir, ataupun perayaan Valentine. Bagi mereka, cinta tak sedangkal itu.

"Romantis itu diutarakan melalui hati yang paling dalam terhadap orang yang disayang baik orang tua, kekasih, ataupun saudara," komentar Nizar sungguh-sungguh dengan nada bijak.

"Valentine di Indonesia sudah terlalu mengikuti cara-cara orang Barat, seharusnya kalau pun memang ingin merayakan Valentine, ya sewajarnya saja. Karena Valentine itu hanyalah mitos.”

Menyadari adanya keberagaman di Indonesia, Nizar pun menambahkan, "Valentine masih jadi pro dan kontra sih di Indonesia, tapi ya hargai saja orang-orang yang merayakannya."

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER