Tidur dengan Lampu Menyala Bisa Sebabkan Obesitas

Apriliana Lloydta Anuraga | CNN Indonesia
Senin, 14 Mar 2016 17:22 WIB
Sebuah studi dari Universitas Haifa di Israel menyebutkan bahwa cahaya berlebihan saat tidur bisa jadi salah satu penyebab obesitas.
Tidur dengan lampu menyala bisa jadi salah satu penyebab obesitas, terutama di wilayah Asia. (Thinkstock/evgenyatamanenko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Obesitas adalah sebuah kondisi yang tidak dapat disepelekan. Pasalnya, hal ini dapat menyebabkan seseorang mengidap banyak gangguan metabolik yang akhirnya menimbulkan masalah kesehatan lainnya seperti stroke, penyakit jantung, diabetes tipe 2, bahkan kanker.

Selama ini penyebab obesitas sendiri lebih sering dikatakan berasal dari kebiasaan melahap makanan dengan jumlah berlebihan dan kurangnya kegiatan aktivitas fisik yang dilakukan seseorang. Namun, ternyata hal lain yang tak diduga pun dapat menjadi salah satu sebab obesitas, cahaya buatan dari lampu misalnya.

Menurut sebuah penelitian, suatu wilayah yang terpapar oleh cahaya buatan memiliki organisme dengan tingkat obesitas lebih tinggi daripada organisme di wilayah yang tidak terpapar cahaya buatan, setelah matahari terbenam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk meneliti hal tersebut, para peneliti melakukannya dengan menganalisis citra satelit militer Amerika Serikat yang menunjukkan keadaan penerangan malam hari di seluruh dunia. Selain itu, dilakukan pula analisis data yang didapat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang prevalensi negara-negara yang memiliki tingkat kemungkinan kelebihan berat badan atau obesitas.

Dari situ, peneliti pun mendapatkan hasil yang mampu menjelaskan bahwa cahaya buatan memang memiliki kontribusi besar atas berat badan pria dan wanita. Bahkan, sama besarnya dengan sebab yang ditimbulkan dari makanan cepat saji. Temuan itu kemudian dilaporkan dalam International Journal of Obesity.

"Karena cahaya buatan yang ada pada malam hari, kita jadi sering makan di waktu yang salah, yaitu saat waktu memasuki petang hari--di mana proses metabolisme tubuh berjalan melambat dari sebelumnya," tutur N. A. Rybnikova dari Universitas Haifa di Israel, dikutip dari Fox News.

Tak tanggung-tanggung, tingkat prevalensi yang timbul dari cahaya buatan terhadap berat badan seseorang memiliki tingkat yang sangat tinggi. Pada wanita sebesar 73 persen dan pada pria sebesar 68 persen. Namun, hal itu tentu saja digabung dengan variabel pola makan dan olahraga seseorang.

Lebih lanjut, cahaya buatan ini lebih memengaruhi tingkat obesitas kawasan Asia dibanding Eropa dan Amerika Serikat. Berpatok pada Artificial Light-At-Night (ALAN) yang memiliki skala tertinggi sebesar 1.000, Asia memiliki tingkatan sebesar 900 persen. Padahal, wilayah lainnya hanya mencapai 250 persen.

Tak hanya obesitas, cahaya buatan juga dapat memengaruhi jumlah melatonin yang ada pada tubuh seseorang. Padahal, hormon tersebut merupakan hal penting yang membantu seseorang mengatur siklus tidurnya.

Selain itu, cahaya buatan juga mampu menimbulkan gangguan pada ritme sirkadian seseorang karena tidur dan bangun pada waktu yang tidak sesuai dengan jam biologis internal. (les/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER