Melihat Video Makan Sayur Bisa Buat Anak Lebih Sehat

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Rabu, 06 Apr 2016 06:45 WIB
Studi yang dilakukan di Amerika Serikat menyebutkan bahwa menonton video makan sayur bisa membuat anak jauh lebih sehat.
Umumnya, anak-anak tidak suka makan sayur. Namun ada cara unik untuk mendorong anak makan sayur lebih banyak. (Thinkstock/gpointstudio)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menonton video teman sebaya yang tengah makan sayur bisa mendorong anak-anak untuk memakan lebih banyak sayur, sebut sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat.

Studi yang dipublikasikan di Journal of Nutrition Education and Behavior itu membuktikan bahwa anak-anak usia pra-sekolah yang kerap menonton video mengenai teman sebayanya tengah mengudap sayur, akan ikut menyantap sayur tidak lama kemudian.

Temuan ini juga dipresentasikan di acara Society of Behavioral Medicine di Washington DC, Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati anak-anak terdorong makan sayur usai menonton, hasilnya tidak selalu instan. Umumnya, gairah makan sayur anak-anak akan muncul seminggu setelah menonton video.

Hal itu terlihat dari anak-anak yang makan sayur sekitar 16 gram setelah menonton. Sementara mereka yang tidak menonton video sama sekali, hanya makan 6 gram sayur.

“Video tersebut berdurasi 7,5 menit dan hanya sekali setelah menonton, konsumsi sayur anak-anak pra sekolah meningkat,” ujar Amanda Staiano, periset di Biomedical Research Center, Baton Rouge, Louisiana, kepada Reuters.

Dia menyimpulkan, tontonan tentang konsumsi sayuran bisa memengaruhi pola makan anak. Tontonan tersebut bisa jadi diselipkan di sekolah, di rumah, atau saat bermain dengan teman-temannya.

Staiano dan timnya secara acak mempelajari 42 anak-anak berusia tiga-lima tahun. Mereka diminta menonton video tentang anak lain yang tengah makan sayur, video menggosok gigi, atau tidak menonton video sama sekali.

Keesokan harinya, mereka yang menonton video makan sayur justru makan lebih sedikt sayur dibanding anak-anak lain. Tapi seminggu kemudian, mereka yang menonton video tersebut justru makan lebih banyak sayur. Selain itu, konsumsi sayur mereka juga terus meningkat konstan setelah satu minggu.

“Ini menunjukkan bahwa anak-anak mendapatkan pengalaman positif dari menonton teman sebayanya makan sayur dan kemudian mengulangi pengalaman itu seminggu kemudian,” kata Staiano.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melihat peningkatan obesitas pada anak-anak selama 30 tahun terakhir. Salah satu solusi untuk mengurangi laju obesitas pada anak-anak adalah dengan meningkatkan konsumsi sayur serta buah-buahan.

Selain itu, anak-anak yang ada dalam video makan sayur bisa jadi berperan sebagai "Duta Hidup Sehat" bagi anak-anak lain.

“Anak-anak butuh tokoh panutan untuk mempraktikkan pola makan sehat. Teori perilaku menyebutkan bahwa tokoh panutan adalah strategi efektif untuk memengaruhi anak-anak, termasuk dalam mempraktikkan gaya hidup sehat,” kata Amy Yaroch, Direktur Eksekutif Gretchen Swanson Center for Nutrition di Omaha, Nebraska, yang tidak terlibat dalam studi.

“Orang tua memang bisa jadi tokoh panutan, tapi teman sebaya punya pengaruh yang lebih kuat dalam mengubah perilaku.”

Kendati mendapatkan hasil positif dalam penelitian, Staiano dan timnya berencana melakukan studi lanjutan untuk mengetahui cara melipatgandakan efek tersebut. (reuters/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER