Lima Mitos tentang Hotel

Silvia Galikano | CNN Indonesia
Rabu, 13 Apr 2016 14:13 WIB
Jika hotel mengatakan seluruh kamarnya penuh apakah artinya benar-benar penuh?
Ilustrasi kamar hotel. (tom4328/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mitos hotel terbilang banyak dan legendaris. Yang populer, namun dibantah keras, bahwa seluruh identitas dan informasi kartu kredit tersimpan dalam kartu kunci elektronik kamar Anda. Tentu itu tak berdasar.

Namun yang berikut, seperti ditulis USA Today, lima mitos ini patut diingat sebelum Anda memesan hotel.

1. Ketika hotel terkenal mengatakan seluruh kamar sama, mereka jujur

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Entah itu hotel dengan nama besar atau hotel independen, tak ada dua kamar hotel yang persis sama. Jacob Tomsky, seorang karyawan hotel senior dan penulis Heads in Beds: A Reckless Memoir of Hotels, Hustles and So-Called Hospitality mengatakan hal tersebut tak benar.

“Setiap hotel, setiap lantai, punya perbedaan struktur. Ukuran kamar berubah, pemandangan berubah, namun semua tetap terdaftar di kategori harga yang sama. Smua sama di mata sistem. Hotel ingin Anda mengira semua kamar itu sama, karena kamar terburuk pun harus tetap terisi.”

Tomsky memberi contoh ada satu kamar di tiap lantai kehilangan separuh kamar mandinya karena dulu dibangun berdekatan dengan mesin es di tiap lantai atau ruang luncur lift memotong ukuran kamar.

“Bahkan jika ukuran dan tata letaknya sama, tak setiap kamar berada di lokasi yang sama bagusnya,” kata Christine Sarkis, editor senior SmarterTravel.com.

“Selalu ada kamar yang lebih besar dan selalu ada kamar dengan pemandangan ke dok bongkar-muat, tempat parkir, atau exhaust fan.”

Ketika membuat pemesanan, “Spesifiklah tentang detail kamar yang Anda kehendaki dan ramahlah kepada staf front desk,” kata Daniel Craig, mantan general manager dan presiden di Renown, sebuah konsultan hotel. “Karena mereka yang menentukan di mana hendak menempatkan Anda.”

2. Saat penuh, hotel selalu punya kamar ekstra yang kosong untuk jaga-jaga

Padahal sebaliknya, jika hotel sibuk, kemungkinan malah lebih banyak yang pesan kamar ketimbang kamar yang tersedia, kata Craig.

“Jika hotel bilang sudah penuh, artinya penuh,” kata Craig. “Prioritas nomor 1 untuk hotel adalah 'terisi sempurna (perfect fill).' Artinya seluruh kamar terisi,” tanpa satu pun “pergi” ke pesaing.

Dalam kasus hotel tidak menahan satu atau dua kamar tetap kosong, ujar Tomsky, “bukan berarti Anda bisa menempati.

“Ketika hotel menghadapi situasi jenuh jual (oversold), hotel kerap menganggap kapasitasnya 110 persen, yakni bertaruh pada 10 persen angka tamu yang tidak datang (no-show rate). Biasanya sejak awal hotel mengklaim bahwa mereka benar-benar tak punya kamar kosong.”

3. Dapat upgrade otomatis jika bilang pada hotel bahwa Anda sedang berbulan madu

Tak mungkin, ujar Tomsky, karena hotel akan selalu berupaya meningkatkan pemesanan untuk acara khusus.

“Selalu ada ulang tahun, hari jadi, bulan madu, apapun agar mendapat upgrade. Tak penting apakah benar atau tidak. Jika kami dapat membantu, mungkin akan kami bantu. Jika kami tak ingin, mungkin tak akan (bantu). Tak ada upgrade otomatis.”

Bahkan jika ada kesempatan untuk upgrade, berarti beberapa bintang harus disesuaikan . Sebagai contoh, “harus ada satu kamar untuk upgrade dan kemungkinannya minim karena hotel dapat mengisinya dengan tamu yang bersedia membayar penuh,” kata Sarkis. Dia setuju dengan Tomsky bahwa staf front desk harus bersedia memberi Anda upgrade kamar.

“Jadi kecuali Anda sudah merencanakannya sejak awal,” ujarnya, “jangan terkejut jika tiba di front desk, lalu bilang bahwa sekarang bulan madu Anda, dan Anda tak mendapat ucapan selamat apapun.”

Jika ingin upgrade, “Jika sekarang malam ulang tahun perkawinan atau bulan madu Anda, pastikan Anda sampaikan ke hotel saat memesan kamar, dan Anda akan mendapat prioritas jika tersedia upgrade,” kata Craig.

“Namun itu bukan berarti sebagai jaminan. Jika Anda benar-benar ingin kamar berbentuk hati dengan ranjang getar, ya bayar.”

4. Harga lebih murah jika memesan langsung ke hotel dibanding lewat agen perjalanan online (online travel agency - OTA)

Ada yang mengira demikian, bahwa memesan langsung lebih menguntungkan hotel ketimbang memesan lewat pihak ketiga. Namun, ujar Craig, “Karena ada klausul paritas dalam perjanjian antara hotel dan OTA, hotel terikat kontrak wajib untuk tidak menjual di bawah harga OTA.

Dia mengakui bahwa wisatawan dapat berburu untuk mendapat kesepakatan yang lebih baik. Craig menyarankan traveler belanja di OTA, lalu menelpon hotel langsung, dan memberi penawaran harga.

Hotel lebih fleksibel di telepon karena transaksi ini tidak publik. Dan ingatlah bahwa harga kamar hanyalah sebagian dari paket. Hotel kerap punya fleksibilitas dengan memasukkan, misalnya, harga parkir, internet, sarapan, dan upgrade. Jika hotel tak mau menurunkan harga atau memberi solusi lain, cari hotel yang mau.”

5. Pada malam-malam tertentu ototmatis lebih mahal

Sebuah mitos yang pasti, kata Tomsky menyetujui. Dia menambahkan hal tersebut dalam bisnis hotel, “Hotel umumnya menetapkan harga berdasarkan algoritma berdasar ketersediaan, tak peduli Rabu atau Sabtu. Jika tempat tidurnya sudah terisi, harganya naik. Selain itu, ada ribuan pertemuan dan rapat kantor berlangsung setiap pekan, dan akhir pekan, yang hampir tak disadari semua.

“Minggu malam biasanya paling murah karena pada hari itu paling sulit mengharapkan kamar penuh.” (sil)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER