UK:ID, Cara Indonesia Ciptakan Ruang Kreatif di Inggris

Agniya Khoiri | CNN Indonesia
Rabu, 13 Apr 2016 04:55 WIB
Kerjasama dengan Inggris dalam bidang ekonomi kreatif diharapkan bisa mengeluarkan potensi maksimal Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Busana muslim menjadi salah satu sektor andalan Indonesia untuk mengembangkan ekonomi kreatif. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden RI Joko Widodo, akan melakukan kunjungan kenegaraan Inggris pada tanggal 19-20 April 2016. Salah satu fokus kerjasama yang akan dilakukan oleh kedua negara adalah kerjasama di bidang ekonomi kreatif. Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) akan ikut mendampingi presiden sebagai anggota delegasi utama pada kunjungan tersebut, untuk menguatkan kerjasama dengan pemerintah Inggris.

Perjanjian kerjasama dua negara ini, diselenggarakan untuk membangun kerjasama riil bagi pelaku industri kreatif di Indonesia dan Inggris. Hal ini pun sebagai kesempatan untuk menciptakan ruang-ruang kreatif baru bagi Indonesia di Inggris, Inggris di Indonesia dan kolaborasi dua pihak di dunia Internasional.

'Programme of UK-ID' 2016-2018 atau lebih dikenal dengan UK:ID, menjadi bentuk co-branding antara kedua negara tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Bekraf, Triawan Munaf menyatakan industri kreatif Indonesia menyimpan potensi yang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Selain menciptakan lapangan kerja, industri kreatif juga mampu memacu pertumbuhan ekonomi nasional melalui karya-karya pelaku industri ekonomi kreatif di enam belas subsektor,” ujar Triawan saat konferensi pers kerjasama di bidang ekonomi kreatif antara Inggris-Indonesia di Coworkinc Space, Kemang, Jakarta, pekan ini.

Di sisi lain, kerjasama dengan Inggris bisa jadi cara bagi pelaku industri kreatif untuk mendapatkan kesempatan berkarya dan berniaga, tidak saja di pasar dalam negeri, melainkan juga di luar negeri.

“Sebagai contoh, desainer busana muslimah Indonesia mendapatkan kesempatan untuk tampil di ajang London Fashion Week 2016 di London, Inggris," imbuhnya.

Hal tersebut ditegaskan Pelaku Ekraf Subsektor Fesyen, Diajeng Lestari Sukotjo yang mengatakan bahwa kini brandnya, HijUp tengah melakukan riset untuk memasuki pasar fesyen Inggris.

"Setelah brand kita tampil di London Fashion Show Internasional case responnya cukup baik. Setelah kami meet-up dengan fashion bloggers dan peminat di sana, banyak juga yang akhirnya melihat bahwa baju muslim bisa di-mix dengan kultur dan gaya modern," ujar Diajeng yang sedang memulai langkah kerjasama untuk membuka toko di Inggris.

Selanjutnya, Triawan menambahkan lewat kerjasama tersebut Indonesia bisa mempelajari cara Inggris mengembangkan ekonomi kreatif.

"Pengalaman dan cara menjalani pasar perlu kita pelajari dari mereka bagaimana bisa berkembang, jadi kita tidak lagi hanya menjual kesenian tradisional atau tradisi lama, tetapi juga membangun karya baru," ujar Triawan.

Di kesempatan yang sama, Direktur Kesenian dan Industri Kreatif British Council Indonesia, Adam Pushkin, mengatakan, kerjasama terbaru yang akan dibangun antara Indonesia dan Inggris adalah digital culture.

“Kami dengan bangga mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya seniman Indonesia akan ambil bagian di Digital Design Weekend yang diadakan di V&A Museum di London pada bulan September 2016," tutur dia.

Kerjasama itu, menurut Pushkin, termasuk mengembangkan usaha kerjasama melalui digital platform atau penggunaan kreatif dari teknologi digital dan juga film dokumenter.

Tak hanya subsektor fesyen dan film, Pushkin juga menyebutkan akan ada pengembangan di bidang lain seperti juga musik serta seni panggung. (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER