Pria Inggris Dahulu Merasa Terhormat Tidak Bayar Penjahit

Windratie | CNN Indonesia
Senin, 07 Des 2015 09:45 WIB
Mantan PM Inggris Winston Churchill adalah salah satu tokoh mashyur yang menunggak tagihan jahitan bajunya sampai Rp 240 juta.
Sir Winston Churchill. (Getty images/ Reg Speller)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menolak membayar tagihan penjahit, di abad yang silam, dianggap sebagai kehormatan di antara laki-laki Inggris, tidak terkecuali dengan Winston Churcill, berdasarkan arsip sejarah yang baru dirilis.

Dilaporkan oleh Reuters, pemimpin Perang Dunia Kedua itu menyimpan tagihan sampai 197 poundsterling pada 1937, sekitar US$ 18 ribu atau Rp 240 juta dengan harga pada zaman ini, kepada penjahit di Savile Row, Henry Poole and Co., sebelum akhirnya dia ditagih untuk membayar.

Namun, Churchill tersinggung dengan tagihan itu, dia menolak melunasinya, dan tidak pernah datang ke pintu Poole lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun tunggakan sudah menggunung, penjahit itu terus membuatkan pakaian untuk Churchill, kata James Sherwood, sejarawan yang memeriksa arsip Poole and Co.

“Churchill mengatakan itu untuk moral, itu baik bagi kami (Henry Poole) untuk membuatkan pakaian dia dan dia (Churchill) tidak sadar kami kekurangan uang. Dia tidak pernah membayar, dan tidak pernah kembali, dia tidak pernah memaafkan kami,” kata Sherwood menambahkan di website Poole.

Churchill, yang memimpin pemerintah Inggris selama Perang Dunia ke-2 itu,  adalah sosok penting waktu dia tidak menyelesaikan tagihan penjahitnya.

Sosok lain yang tidak membayar penjahit adalah Charles Dickens. Putra penulis Charles Dickens harus membayar tagihan kepada Poole yang seharusnya dibayarkan sang ayah.

Ketika menjadi Pangeran Wales pada 1870-an, Raja Edward VII, jarang membayar tagihan penjahit yang terakumulasi selama bertahun-tahun.  Ketika tagihan itu dikirim ke sang pangeran, dia meninggalkan kebiasaan datang ke tukang jahit, dan baru kembali ke penjahit itu 20 tahun kemudian saat dia dinobatkan sebagai raja.

Sosok pelanggan terkenal lain adalah penulis Bram Stoker, Perdana Menteri Prusia Pangeran Otto von Biscmarck, bankir Amerika JP Morgan, dan Kaisar Haile Selassie I dari Etiopia.

Saat  pendiri perusahaan jahit Henry Poole meninggal, klien-kliennya dari kalangan atas berhutang sangat besar kepadanya. Perusahaan itu berada dalam situasi keuangan sangat buruk, menurut arsip.

Surat terakhir dari Poole, ditulis pada 1875 mengatakan, “Tidak banyak yang bisa saya tinggalkan. Saya bekerja untuk pangeran dan untuk masyarakat, dan harus meninggal dalam keadaan miskin.”

Arsip yang berasal dari 1865 dibersihkan, dijilid ulang, ditampilkan ke masyarakat, agar publik bisa melihat perjanjian pertama kali Poole di Saville Row, London dengan para pelanggannya yang berasal dari kalangan atas.

(win/win)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER