
Palestina, Destinasi Menantang Bagi Pelancong Indonesia
Endro Priherdityo, CNN Indonesia | Kamis, 14/04/2016 15:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Berwisata ke Palestina ternyata tidak semudah berkunjung ke negara lainnya. Bagi para pelancong Indonesia yang berminat mengunjungi tanah suci tiga agama itu, harus menembus dinding batas Israel.
“Untuk akses memang pasti akan melewati penjagaan Israel, baik melalui darat, laut, ataupun udara. Itu sebenarnya yang membuat situasi berkunjung ke Palestina menjadi sulit," kata Elias S Deis dari Network for Palestinian Tourism Organization saat ditemui CNNIndonesia.com dalam seminar pariwisata Palestina di Hotel Pulman Jakarta, Rabu (13/4).
"Kondisinya memang sulit bagi pelancong dari Indonesia karena tidak memiliki hubungan diplomatis dengan Israel. Ini sebuah tantangan, kami ingin menantang orang untuk datang ke Palestina karena Israel selalu mempromosikan hal negatif tentang Palestina," lanjut Deis.
Guna mempromosikan pariwisata Palestina, Kedutaan Besar Palestina dibantu oleh Japan International Corporation Agency serta Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, mengadakan seminar pariwisata Palestina di hadapan media, pebisnis, serta agen travel.
Deis dan tim berusaha menunjukkan bahwa Palestina memiliki keindahan alam, budaya, hingga kuliner yang sangat kaya. Keindahan tersebut semakin dapat dinikmati dengan keramahan para penduduknya, yang berhasil menarik dua juta wisatawan internasional tahun lalu.
Terkendala Akses dan Visa
Tapi, bagi pelancong Indonesia yang tertarik berkunjung ke Palestina, butuh usaha yang lebih keras dibanding liburan ke negara lain. Usaha tersebut, termasuk urusan akses dan visa.
Kebanyakan wisatawan menuju Palestina melalui Amman, Yordania. Dari Amman, dapat dilanjutkan dengan perjalanan darat ke Tepi Barat.
Selain melalui Amman, akses menuju Palestina dapat diakses pula dengan darat dari Mesir lalu masuk ke Gaza, Palestina. Namun untuk akses inipun kadang terkendala dengan pengamanan antara Israel dan Mesir.
Bila masuk dari Gaza menuju West Bank atau Tepi Barat dengan paspor Indonesia, pelancong terpaksa harus keluar Gaza kemudian ke Yordania baru dapat mengakses Tepi Barat.
Selain tantangan akses, ke Palestina juga terhadang masalah visa. Meski visa turis dari Indonesia tergolong mudah didapat dan diizinkan otoritas setempat, namun banyak pengalaman pelancong Indonesia pergi ke Palestina dengan mengajukan visa melalui Kedutaan Israel di Singapura.
Pihak Kedutaan Palestina di Indonesia yang ditemui CNNIndonesia.com pun masih enggan mengungkapkan dengan gamblang masalah visa turis untuk Indonesia ini.
"Indonesia sudah punya konsulat jenderal di Palestina, semoga itu bisa banyak membantu masalah visa. Tapi visa turis biasanya tidak masalah, yang bermasalah baru visa official visit," kata Siti N Mauludiah, Direktur Kerja Sama Teknik Kementerian Luar Negeri, saat ditemui dalam kesempatan yang sama.
Beberapa alternatif bila menginginkan akses ke Palestina adalah dengan bantuan agen perjalanan. Ini adalah cara paling mudah dan banyak dilakukan oleh para pelancong dari Indonesia.
"Ada juga yang diurus melalui travel agent, namun pasti ada tambahan biaya selain paket wisatanya. Namun kalau wisatawan ingin urus sendiri, ya harus datang ke kedutaan besar,” kata Tatranava Raharja, perwakilan HIS Travel saat ditemui dalam seminar tersebut. (les)
“Untuk akses memang pasti akan melewati penjagaan Israel, baik melalui darat, laut, ataupun udara. Itu sebenarnya yang membuat situasi berkunjung ke Palestina menjadi sulit," kata Elias S Deis dari Network for Palestinian Tourism Organization saat ditemui CNNIndonesia.com dalam seminar pariwisata Palestina di Hotel Pulman Jakarta, Rabu (13/4).
Guna mempromosikan pariwisata Palestina, Kedutaan Besar Palestina dibantu oleh Japan International Corporation Agency serta Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, mengadakan seminar pariwisata Palestina di hadapan media, pebisnis, serta agen travel.
Deis dan tim berusaha menunjukkan bahwa Palestina memiliki keindahan alam, budaya, hingga kuliner yang sangat kaya. Keindahan tersebut semakin dapat dinikmati dengan keramahan para penduduknya, yang berhasil menarik dua juta wisatawan internasional tahun lalu.
Terkendala Akses dan Visa
Tapi, bagi pelancong Indonesia yang tertarik berkunjung ke Palestina, butuh usaha yang lebih keras dibanding liburan ke negara lain. Usaha tersebut, termasuk urusan akses dan visa.
Kebanyakan wisatawan menuju Palestina melalui Amman, Yordania. Dari Amman, dapat dilanjutkan dengan perjalanan darat ke Tepi Barat.
Selain melalui Amman, akses menuju Palestina dapat diakses pula dengan darat dari Mesir lalu masuk ke Gaza, Palestina. Namun untuk akses inipun kadang terkendala dengan pengamanan antara Israel dan Mesir.
Bila masuk dari Gaza menuju West Bank atau Tepi Barat dengan paspor Indonesia, pelancong terpaksa harus keluar Gaza kemudian ke Yordania baru dapat mengakses Tepi Barat.
Selain tantangan akses, ke Palestina juga terhadang masalah visa. Meski visa turis dari Indonesia tergolong mudah didapat dan diizinkan otoritas setempat, namun banyak pengalaman pelancong Indonesia pergi ke Palestina dengan mengajukan visa melalui Kedutaan Israel di Singapura.
Pihak Kedutaan Palestina di Indonesia yang ditemui CNNIndonesia.com pun masih enggan mengungkapkan dengan gamblang masalah visa turis untuk Indonesia ini.
"Indonesia sudah punya konsulat jenderal di Palestina, semoga itu bisa banyak membantu masalah visa. Tapi visa turis biasanya tidak masalah, yang bermasalah baru visa official visit," kata Siti N Mauludiah, Direktur Kerja Sama Teknik Kementerian Luar Negeri, saat ditemui dalam kesempatan yang sama.
Beberapa alternatif bila menginginkan akses ke Palestina adalah dengan bantuan agen perjalanan. Ini adalah cara paling mudah dan banyak dilakukan oleh para pelancong dari Indonesia.
"Ada juga yang diurus melalui travel agent, namun pasti ada tambahan biaya selain paket wisatanya. Namun kalau wisatawan ingin urus sendiri, ya harus datang ke kedutaan besar,” kata Tatranava Raharja, perwakilan HIS Travel saat ditemui dalam seminar tersebut. (les)
ARTIKEL TERKAIT

Jakarta Siap Terima Turis dari Eropa Timur dan Tengah
Gaya Hidup 3 tahun yang lalu
Situs Warisan Dunia dan Antrean yang Panjang
Gaya Hidup 3 tahun yang lalu
Joe Taslim dan Jamie Aditya Adu Nyali di Negeri Kiwi
Gaya Hidup 3 tahun yang lalu
Indonesia Makin Populer Jadi Destinasi Wisatawan Muslim
Gaya Hidup 3 tahun yang lalu
Sepuluh Cara untuk Tetap Sehat Saat Melancong
Gaya Hidup 3 tahun yang lalu
Wanita Asia Lebih Mandiri dalam Hal Berwisata
Gaya Hidup 3 tahun yang lalu
BACA JUGA

Putus Rantai Makanan Akibat Perburuan Buat Harimau Agresif
Nasional • 14 December 2019 03:55
Jokowi Minta Daya Saing Infrastruktur RI Ditingkatkan
Ekonomi • 03 December 2019 21:49
Kim Jong-un Buka Mega Proyek Wisata di Gunung Keramat Korut
Internasional • 03 December 2019 20:20
Bunga Bangkai Langka Siap Mekar di Lampung
Teknologi • 25 November 2019 16:24
TERPOPULER

Memahami Brexit dari Mata Empat Sahabat
Gaya Hidup • 43 menit yang lalu
6 Rekomendasi Teh yang Bantu Turunkan Berat Badan
Gaya Hidup 2 jam yang lalu
Menengok Tradisi Unik Minum Teh di Berbagai Negara
Gaya Hidup 4 jam yang lalu